Lebih lanjut, Johnson bertekad untuk mencegah Afghanistan kembali menjadi tempat berkembang biaknya teror melalui kerja sama dengan semua pihak yang sejalan dengan sikap Inggris.
Sama seperti banyak negara lainnya, Inggris juga mulai mengevakuasi warga negaranya yang ada di Kabul, termasuk para diplomat dan pejabat.
"Duta Besar Inggris bekerja sepanjang waktu, telah berada di bandara untuk membantu prosesnya," ungkap Johnson, seperti dikutip Reuters.
Johnson juga mengakui bahwa keputusan AS untuk menarik pasukannya dari Afghanistan telah mempercepat pergerakan Taliban di negara tersebut.
Pada Minggu, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan dia telah meninggalkan negaranya untuk menghindari pertumpahan darah ketika Taliban memasuki ibu kota Kabul.
"Taliban meraih kemenangan dalam penghakiman dengan pedang dan senapan. Mereka kini memiliki tanggung jawab untuk melindungi kehormatan, kemakmuran dan harga diri rekan-rekan kita," kata Ghani, seperti dikutip Reuters.
Juru bicara kantor politik Taliban mengatakan kepada Al Jazeera TV bahwa perang di Afghanistan telah berakhir dan jenis pemerintahan dan bentuk rezim baru akan segera terbentuk.
(*)
Source | : | Kompas.com,kontan |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar