Beberapa menit kemudian, Kota Kabul penuh kendaraan hingga tak bisa bergerak.
"Kami mau langsung balik [pulang] itu, di jalan-jalan sudah belingsatan semuanya, mobil sudah ngebut sekencang-kencangnya nggak ngikutin arus jalan," cerita dia kepada wartawan BBC Indonesia, Jerome Wirawan, melalui sambungan telepon.
"Orang di jalan dengan berbagai macam buntelan yang mereka bawa," sambung dia.
Ia menuturkan, sebelum hari penguasaan oleh Taliban tersebut tiba, kekacauan terendus beberapa hari sebelumnya.
Antrean warga mengular di sejumlah mesin ATM, juga di bank-bank, warga beramai-ramai menarik uang dari rekening masing-masing.
"Beberapa tempat penjualan bahan pokok atau sembako banyak yang tutup, harga juga naik," kata dia menceritakan kondisi di Kabul.
"Saya 15 [Agustus] pagi masih berangkat bekerja dan melihat situasi di jalan yang luar biasa dari apa-apa yang saya pernah lihat di tahun-tahun sebelumnya, atau selama Juli," ungkap dia lagi.
Mengaku sempat khawatir, setelah kekuasaan kembali jatuh ke tangan Taliban, kekerasan puluhan tahun silam akan berulang.
Source | : | Kompas.com,BBC |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar