Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kremlin Bersedia Jadi Tuan Rumah, Ini Deretan Negara yang Berebut Dekati Taliban Usai Kajatuhan Afganistan, China Antri Paling Depan

Nicolaus - Kamis, 26 Agustus 2021 | 11:42
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi (kiri) dan Kepala Komite Politik Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar pada pertemuan di Tianjing, Rabu (28/7/2021).
(Sumber: Li Ran/Xinhua via AP)

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi (kiri) dan Kepala Komite Politik Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar pada pertemuan di Tianjing, Rabu (28/7/2021).

Hamdi menjelaskan bahwa masalah inti yang sekarang dipertaruhkan adalah bagaimana Taliban memiliki agen “unik” yang “tidak ada” di kawasan Timur Tengah.

Inilah mengapa negara adidaya utama bersaing untuk meningkatkan hubungan dengan kelompok tersebut.

Baca Juga: Pamornya Kalah Jauh dari Lesti Kejora, Inilah Profil Aty Kodong yang Nyindir Istri Rizky Billar, Runner Up D'Academy Disebut Iri Gegara Hal Ini

Hamdi berkata: “AS memiliki pengaruh terbatas atas Taliban, Rusia memiliki pengaruh terbatas atas Taliban - seperti halnya China.

“Jadi ini dan lokasi geostrategis Afghanistan yang merupakan sumber masalah dan sumber sakit kepala di antara banyak kalangan kebijakan luar negeri karena semua orang berebut di antara pilihan yang sangat sulit.”

Hamdi menambahkan bahwa negara-negara yang bersaing sekarang dihadapkan dengan "realitas geopolitik Taliban" dan harus memutuskan ke arah mana mereka bergerak maju dalam cara mereka bekerja untuk mengembangkan hubungan yang menguntungkan dan ideal secara geopolitik dengan Taliban tetapi berisiko mengorbankan pengejaran isu-isu seperti hak asasi manusia.

Dia menjelaskan: “Keharusan Taliban dari perspektif AS adalah menggunakannya untuk melawan China.

Baca Juga: Hidupnya Kini Berubah 180 Derajat, Dulu Dicemooh Gegara Kerja Serabutan di Negeri Orang, Kini Mantan Artis FTV Ini Berhasil Miliki Perusahaan Sendiri di Negeri Kincir Angin

"Dari perspektif China (itu) untuk menggunakannya melawan AS."

Namun Hamdi memperingatkan bahwa jika semua pihak menekan Taliban, mereka berisiko "menyingkirkan" kelompok itu "tanpa pernah mengamankan keuntungan" yang mereka kejar sejak awal.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pada hari Selasa bahwa jika Taliban dapat berpegang pada "janji" mungkin ada opsi pemerintah Inggris untuk mencairkan aset kelompok tersebut, yang diperkirakan mencapai miliaran.

Sehingga Taliban dapat menggunakan uang itu untuk menjalankan Afghanistan dan membangun infrastruktur, tapi Boris Johnson menekankan itu karena banyak faktor dan belum diputuskan.(*)

Source :Kompas.comExpress UK

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x