Gridhot.ID-Baru-baru ini kabar menggemparkan muncul di tengah panasnya situasi Afganistan.
Kekuatan Taliban seakan bertambah usai diumumkannya manuver Rusia mendukung gerakan Taliban.
Padahal dulunya Rusia merupakan negara yang menentang keras tindakan Taliban.
Dilansir dari Kompas.com, dukungan Rusia sudah terlihat ketika para diplomatnya tetap tinggal di Afghanistan, saat para staf kedutaan besar negara lain dievakuasi setelah Taliban memasuki Kabul.
Kremlin bahkan beberapa kali menjadi tuan rumah pembicaraan dengan Taliban di Moskwa, walau mencap kelompok itu sebagai organisasi teroris terlarang di Rusia.
Perlakuan tersebut sangat kontras bila dibandingkan pada 1992, tatkala Moskwa berjibaku mengevakuasi warganya akibat invasi Soviet ke Afghanistan yang berujung kekalahan.
Selainitu, ada pula negara-negara yang dikabarkan berusaha keras untuk mendekati Taliban.
Baca Juga: Sama-sama Lahir di Indonesia, Ini Bedanya Vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara
China, Pakistan, dan Indiadikabarkan bersaing satu sama lain untuk mengembangkan hubungan terbaik dengan Taliban demi kepentingan geopolitik mereka sendiri, menurut pakar Sami Hahmdi.
Berbicara kepada LBC (Leading Britain's Conversation) pada hari Selasa, Hamdi, seorang jurnalis Timur Tengah menjelaskan bagaimana keempat negara sekarang dalam persaingan satu sama lain untukmendekati Taliban saat negara-negara tersebut bersaing untuk mendapatkan pengaruh di wilayah tersebut.
Tapi Hamdi memperingatkan semua negara yang terlibat untuk mengawasi dengan cermat ketika empat negara tersebut mencoba untuk memprediksi ke mana tujuan Taliban sebagaimanamereka mencoba untuk membangun diri mereka sebagai kehadiran geopolitik di Afghanistan.