Gridhot.ID – Taliban kini telah berkuasa di sebagian besar wilayah Afganistan.
Dikabarkan sebelumnya dari Kompas.com, Taliban akan segera memulai pemerintahan barunya dengan melantik beberapa anggotanya sebagai petinggi pemerintahan.
Kondisi Afganistan pun nampak semakin mencekam.
Sebuah ledakan baru-baru ini terjadi di luar Bandara Kabul, Afghanistan, menurut militer Amerika Serikat, setelah sejumlah negara menyatakan terdapat ancaman besar serangan teroris.
Hal tersebut membuat mereka mengingatkan warga negaranya untuk tidak berada di sana.
Sementara pejabat Taliban mengatakan setidaknya 11 orang meninggal, termasuk perempuan dan anak-anak serta sejumlah pengawal Taliban.
Namun, hingga kini belum ada kepastian soal itu.
Disebutkan oleh banyak laporan adanya bunyi tembakan.
Sementara, Tolo, media Afghanistan, melaporkan sejumlah orang yang terluka telah diangkut ke rumah sakit.
Di gerbang Abbey inilah ledakan terjadi, di mana pasukan Inggris ditempatkan baru-baru ini.
Merupakan satu dari tiga gerbang yagn ditutup menyusul peringatan adanya ancaman teroris.
Kepada kantor berita Reuters, seorang pejabat AS mengatakan bahwa ledakan itu disebabkan oleh pembombunuh diri.
Presiden Joe Biden telah diberitahu soal perkembangan itu, hal tersebut dipastikan oleh Gedung Putih.
Australia, Amerika Serikat, dan Inggris, sebelumnya, termasuk negara yang mengeluarkan peringatan akan ancaman teroris kepada warga mereka.
Sementara itu, warga yang berada di luar bandara diimbau untuk meninggalkan area itu secepatnya.
Lebih dari 82.000 orang telah diangkut menggunakan pesawat dari Kabul, setelah kota itu jatuh ke tangan Taliban 10 hari yang lalu.
Sejumlah negara bergegas mengevakuasi warga mereka serta orang-orang Afghanistan, sebelum tenggat pada 31 Agustus mendatang.
Menurut Menteri Luar Negeri AS, Anthohny Blinken, Taliban telah menolak memperpanjang tenggat waktu tersebut, namun mereka berjanji mengizinkan warga asing dan wara Afghanistan untuk meninggalkan negara itu setelah 31 Agustus.
Marise Payne, Menlu Australia, pada Kamis (26/8/2021), menyatakan: "Saat ini terdapat ancaman serangan teroris yang sangat besar."
Pernyataan itu mengemuka setelah Deplu AS mengimbau warganya yang menunggu di Gerbang Abbey, Gerbang Timur, atau Gerbang Utara Bandara Kabul untuk "segera pergi".
Pemerintah Inggris mengeluarkan imbauan serupa, yaitu agar warga di sana "menjauh ke lokasi aman dan menunggu anjuran selanjutnya".
Kemlu Inggris mengatakan situasi keamanan di Afghanistan "tetap berbahaya" dan ada "ancaman besar serangan teroris".
Ada sekitar 10.000 orang sedang menunggu dievakuasi dari Kabul menggunakan pesawat-pesawat AS, menurut Departemen Pertahanan AS.
Bisa jadi masih ada ribuan orang Afghanistan yang ingin meninggalkan negara mereka, namun tidak bisa mencapai bandara.
Bandara Kabul saat ini dijaga oleh 5.800 tentara AS dan 1.000 tentara Inggris.
Pada 15 Agustus 2021 lalu, Taliban merebut dan menguasai ibukota Afghanistan, ini tepat 20 tahun ssetelah mereka digulingkan Amerika Serikat dan sekutunya dari kekuasaan.
Bagaimana kehidupan kota itu setelah dikendalikan Taliban?
Pasukan Taliban ini ada di berbagai titik di Kabul, termasuk pos-pos pemeriksaan yang dulunya merupakan barikade polisi atau tentara Afghanistan.
Tidak begitu terlihat kepanikan di Kabul, pada Senin (16/8/2021), berbeda dengan satu hari sebelumnya.
Jalan-jalan masih kosong, sedikit kendaraan di jalan raya, pada Selasa (17/8/2021).
Banyak warga yang takut dan merasa kondisi dapat berubah menjadi buruk kapan saja, jadi mereka memilih untuk tetap tinggal di rumah.(*)
Source | : | Kompas.com,intisari-online |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar