Gridhot.ID - Kasus pandemi Covid-19 di Indonesia hingga kini masih sangat signifikan.
Sudah banyak pasien yangmeregang nyawa akibat berjuang melawan Covid-19.
Dilansir dari Kompas.com, berdasarkan data yang ada di Indonesia, tercatat sebanyak 132 ribu orang meninggal dunia karena Covid-19 hingga Senin (30/8/2021).
Data tersebut memuat orang dewasa, anak, remaja, bahkan ibu hamil atau yang baru saja melahirkan.
Tentunya hal ini sungguh menyesakkan hati banyak orang yang mengasihi para korban.
Begitu pun dengan para tenaga kesehatan yang turut merawat pasien Covid-19.
Kisah sedih merawat pasien yang sedang hamil pun diungkapkan oleh Maria Amelia Goldie Wenur S.Ked.
Saat dihubungi pada Jumat (27/08/2021), dr. Goldie, sapaan akrabnya menceritakan betapa hancur hatinya melihat ibu hamil terinfeksi Covid-19.
Sebab, ia melihat jika ibu hamil tak hanya memperjuangkan diri sendiri saat melawan Covid-19.
"Mereka harus memperjuangkan bayinya yang ada di dalam perut juga," ungkap dr. Goldie.
Di situ pun dr. Goldie harus memantau kondisi ibu dan janin agar selalu dalam keadaan aman.
"Untuk melahirkannya sendiri tergantung dengan kondisi," katanya.
Bahkan yang membuatnya dilema adalah jika memang ibu sudah kelihatan sesak, maka salah satu harus diselamatkan.
Terutama jika kondisi ibu sangat buruk, apakah bayi bisa dipertahankan atau tidak itu menjadi pertimbangan yang besar.
Di sisi lain, dr. Goldie juga bercerita bahwa banyak juga yang lahir secara prematur.
Hal ini terjadi karena ibu drop, seperti paru-paru memburuk, sehingga akhirnya diputuskan melahirkan secara caesar.
Kisah yang sama pula diceritakan Hana Adila seorang perawat yang merawat pasien Covid-19 di salah satu rumah sakit yang terletak di Solo, Jawa Tengah.
Hana merasa sedih jika melihat ibu hamil yang berjuang melawan Covid-19.
Bahkan yang menjadi korban keganasan Covid-19 adalah temannya yang sesama perawat.
Hana menceritakan kala itu temannya terkena Covid-19 sebelum peraturan vaksin untuk ibu hamil dikeluarkan.
Temannya yang memasuki masa kehamilan tujuh bulan atau sekitar 30 minggu pun awalnya dirawat ia dan perawat yang lainnya.
Sayangnya, kondisi tubuh ibu hamil pun kian hari makin menurun.
"Karena mengalami perburukkan terus, dirujuklah ke rumah sakit lain dan enggak tertolong,"ucap Hana, Jumat (27/08/2021).
Hana pun tidak memungkiri bahwa ibu hamil itu perjuangannya lebih besar, sebab perempuan itu menanggung dua nyawa, diri sendiri dan anaknya.
Terlebih ibu hamil juga lebih berisiko ketika dirinya telah dinyatakan positif Covid-19.
Untuk itu, ada baiknya para ibu hamil lebih menjaga diri dan janjin dalam kandungan agar terhindar dari hal tak menyenangkan seperti yang dialami para pasien yang diceritakan oleh nakes tersebut.(*)