Laporan tersebut menunjukkan tren terjadinya bencana yang semakin cepat. Jumlah bencana alam meningkat hampir lima kali lipat dari tahun 1970-an hingga dekade terakhir.
WMO meyakini bahwa peristiwa cuaca ekstrem menjadi lebih sering karena pemanasan global serta perubahan iklim yang semakin mudah diamati dalam beberapa tahun terakhir.
Seiring berjalannya waktu, kerugian material akibat bencana alam juga meningkat, dari US$175,4 miliar pada tahun 1970-an menjadi US$1,38 triliun pada 2010-an.
Di sisi lain, WMO menyebut jumlah kematian tahunan telah turun dari lebih dari 50.000 pada tahun 1970-an menjadi sekitar 18.000 pada tahun 2010. Hal ini didorong oleh sistem perencanaan dan peringatan yang lebih baik.
"Meskipun kerugian ekonomi meningkat seiring dengan meningkatnya intensita bencana, peningkatan sistem peringatan dini multi-bahaya telah menyebabkan penurunan angka kematian yang signifikan," kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas dalam laporan tersebut.
Melalui laporan ini, WMO berharap pemerintah di seluruh dunia menjadi lebih sadar akan risiko bencana alam, termasuk pentingnya menyiapkan sistem peringatan dini.
WMO mencatat bahwa hanya setengah dari 193 anggotanya yang memiliki sistem peringatan dini multi-bahaya. Dalam kasus ini, terjadi kesenjangan yang parah terutama di Afrika.
(*)