Larangan beroperasi yang melibatkan beIN Sports milik Qatar, pemegang hak siar Liga Premier di Timur Tengah, akhirnya dicabut Arab Saudi pada Rabu lalu. Langkah tersebut yang akhirnya memuluskan kesepakatan atas Newcastle ini.
Setelah Liga Premier mengkonfirmasi Newcastle telah dijual ke konsorsium yang terdiri dari PIF, PCP Capital Partners dan RB Sports & Media dengan segera, para penggemar pun mulai merayakannya di luar Stadion St James Park.
Yasir Al-Rumayyan, Gubernur PIF yang akan menjadi Ketua non-eksekutif Newcastle United mengatakan, kesepakatan itu akan berarti investasi jangka panjang untuk memanfaatkan potensi klub dan membangun warisan klub.
“Kami sangat bangga menjadi pemilik baru Newcastle United, salah satu klub paling terkenal di sepak bola Inggris. Kami berterima kasih kepada para penggemar Newcastle atas dukungan setia mereka selama bertahun-tahun dan kami bersemangat untuk bekerja sama dengan mereka,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (8/10).
Arab Saudi memang saat ini tampaknya gencar semakin mencari aset olahraga terkenal termasuk menandatangani kontrak 10 tahun untuk menggelar F1. Memiliki klub seperti Newcastle United di lokernya adalah hal utama bagi negara kaya minyak itu.
Pengambilalihan Newcastle mengakhiri 14 tahun kepemilikan Ashley yang pengelolaannya sangat tidak populer, dengan para pendukung menuduhnya kurang investasi dan kurangnya ambisi.
Era yang tidak bahagia di St James Park dengan terakhir mendapat trofi domestik pada tahun 1955 dinilai akan berakhir setelah kesepakatan ini. Dengan kucuran dana dari pemilik baru, klub yang saat ini gagal memenangkan salah satu dari tujuh pertandingan liga musim ini diharapkan bisa keluar dari zona degradasi.
Source | : | Kompas.com,kontan |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar