Selang beberapa tahun bekerja, Devina mengambil kursus di lembaga pengajaran tata busana Susan Budihardjo.
Saat itu, ia bersama suami masih memiliki pekerjaan masing-masing. Devina dulunya seorang akuntan & pengajar, sedangkan sang suami merupakan manajer perusahaan tekstil.
Devina melakukan pekerjaan sampingan di hari libur yang mendorongnya menciptakan desain kebayanya sendiri.
“Puji syukur, ketika saya membuatkan kebaya saat itu banyak yang tertarik. Mereka membeli sampai stok habis, padahal masih baru memproduksi beberapa saja. Kemudian banyak dari situ orang bertanya, dan stasiun TV mengundang saya sebagai narsum. Ketika sudah mulai mendapat atensi dari para fashion stylist, saya mendapat panggilan menjahitkan pakaian artis ternama,” ungkap pemilik akun Instagram @devinashantii kepada Gridhot.ID.
Bagi Devina, menjadi perancang busana merupakan anugrah yang amat ia syukuri. Wajah sumringah dari orang-orang yang mengenakan karyanya menjadi motivasi untuk selalu memberikan yang terbaik. Ia ingin mendorong Berkat Kebaya mewujudkan pancaran kepuasan dari para pelanggannya.
Dalam perjalanan awal karirnya, Devina ditawari pihak penerbit memasukan 150 pakaian yang ia kembangkan sendiri menjadi sebuah karya yang dibukukan. Devina mendedikasikan hasil karyanya ini dalam sebuah buku pertama berjudul “The Blessings of Kebaya” pada tahun 2014 & 2016 serta buku keduanya “The Blessings of Gamis dan Kaftan” di tahun 2015. Buku tersebut laku hingga ribuan unit yang tersebar ke seluruh Indonesia.
Sejak saat itu, banyak kliennya berdatangan dari luar pulau jawa. Ada juga yang sampai mengetahui karya Devina dari mancanegara. “Bersyukur sekali peminat Berkat Kebaya ada yang sampai datang dari Malaysia atau Singapura hanya untuk mendapatkan kesempatan mengenakan busana rancangan saya,” ujarnya.
Meskipun sudah puluhan tahun berada di industri fashion kebaya, Devina masih harus terus mengeksplorasi dengan menciptakan kombinasi warna dan desain baru yang tidak membosankan. Akun Instagram @berkatkebaya yang saat ini memiliki 75 ribu followers lebih telah memposting beragam variasi kebaya berbeda yang diusung Devina. Sejak tahun 2015, Berkat Kebaya mengusung warna-warna kalem dengan sentuhan yang lebih anggun dan feminim. “Dulu Berkat Kebaya hanya mempersiapkan desain custom, namun sekarang bisa sewa perdana & ready stock. Puluhan sampai ratusan pakaian bisa kami jual ke Malaysia dan Singapura, biasanya langsung habis karena limited edition,” tambah Devina.
Menurutnya, mahakarya paling disukai selama perjalanan membuat kebaya custom adalah ketika membuatkan desain yang pakai Shiren Sungkar. Ia menyebut telah memadupadankan warna broken white dan abu-abu, lalu pada bagian buntut pinggang ke bawah dilukiskan coraknya oleh tangan.
Baca Juga: Lakune Geni Sedari Lahir, Anak Pemilik 5 Weton Ini Amarahnya Mudah Tersulut Menurut Primbon Jawa