Kini, ISIS, yang kemudian memproklamasikan sebuah Negara Islam, menjadi sebuah kekuatan militer yang tangguh dan menguasai wilayah yang lebih luas dari Inggris di Irak dan Suriah.
Di wilayah yang dikuasai ISIS itu, terdapat populasi manusia sebanyak enam juta orang. Angka itu jauh lebih banyak dibanding penduduk Irlandia, Denmark, atau Finlandia.
ISIS didirikan dan dipimpin Abu Bakr al-Baghdadi, seorang ulama berusia 43 tahun yang pernah ditahan selama empat tahun oleh pasukan AS di Irak.
Al-Baghdadi kini memimpin sedikitnya 10.000 pejuang, sebagian besar adalah mantan tentara Irak pada masa Saddam Hussein atau mereka yang kehilangan kekuasaan saat rezim Saddam Hussein tumbang.
ISIS juga menguasai sejumlah ladang minyak dan dengan bantuan para pendukungnya di negara-negara Teluk, ISIS kini memiliki dana setidaknya 1,2 miliar poundsterling atau sekitar Rp 23,5 triliun.
Namun, aset sebenarnya bagi ISIS adalah para pejuangnya yang sangat setia dan fanatik beserta berbagai senjata yang kini mereka miliki. Sebagian besar senjata yang kini mereka miliki diperoleh dalam serangan kilat beberapa pekan lalu dengan cara menjarah senjata milik pasukan Irak yang mundur.
Dari pasukan Irak ini, ISIS merebut persenjataan artileri dan kendaraan taktis tempur yang semuanya merupakan pemberian Amerika Serikat untuk Irak.
Dengan persenjataan rampasan ini, ISIS terus meluaskan wilayahnya dan kini mulai memasuki wilayah etnis Kurdi. Persenjataan AS yang kini menjadi milik ISIS bukan tandingan bagi pasukan Kurdi, Peshmerga, yang hanya memiliki persenjataan era Uni Soviet dan beberapa tank T-55 yang sudah uzur.
(*)