"Namun sekali lagi, ini hanya kekhawatiran saya. Bisa jadi juga memang natural seperti itu, karena kita hanya melihat sepotong tidak tahu behind the scenenya seperti apa, yang kita nilai dari yang dilihat saja," sambungnya.
Siti juga menilai, sikap Baim Wong ini mirip istilah dalam bahasa Jawa bener ning ora pener atau benar tetapi tidak tepat.
Ada dua hal yang dilihat Siti dari kasus Baim Wong ini.
"Kalau saya, sebagai yang belajar tindakan sosial, sebenarnya yang dilakukan oleh Baim Wong bisa dinilai dalam dua sudut pandang," kata Siti.
Pertama, jika Baim Wong mengatasnamakan tindakannya sebagai sebuah pembelajaran kepada kakek agar bekerja dan tidak malas, Siti melihat, secara rasional hal tersebut masuk akal.
"Artinya, tujuannya baik," ungkap dia.
Namun persoalannya, kata Siti, kita hidup di lingkungan atau budaya yang tidak bisa dilepaskan begitu saja.
Nah, tindakan yang diambil Baim untuk menyampaikan tujuan tersebut dinilainya tidak tepat.
Inilah poin kedua yang dilihat Siti.
"Tidak cukup hanya tujuannya baik, tapi harus dilakukan dengan cara yang baik dan mempertimbangkan nilai-nilai yang ada, termasuk menghargai orang tua dan sebagainya," jelasnya.