"Kalau kenyataannya sesuai, kita enggak mungkin berani komentar seperti ini. Kita nyata-nyata aja deh kalau ngomong. Jadi bukannya kita berpihak ke Baim atau ke Pak Suhud, tidak," tegasnya.
Warga pun melihat bahwa di kesehariannya, keluarga kakek Suhud bukan orang yang kekurangan.
"Kemarin itu kan dibilang katanya dagang, katanya juga kakinya sakit, katanya dia ngebiayain saudaranya, kakaknya, dan juga anak-anaknya."
"Makanya saya bilang jangan salah pilih bantu orang, dilihat dulu, kenapa harus bapaknya yang kerja, kenapa enggak anak-anaknya, yang bikin saya keberatan sih itu," jelas seorang tetangga lain.
Terkait pengakuan Kakek Suhud soal menjual buku, pihak tetangga justru meragukannya.
"(soal) Dagang, kita juga bingung ngejelasinnya kalau dagang. Karena enggak pernah kelihatan di sini enggak ada yang tahu."
"Warga di sini enggak ada yang tahu (jualan buku), makanya orang-orang pada nanya 'emang bener jualan buku?'," tandasnya
Menurutnya, tetangga tak pernah melihat Kakek Suhud membawa buku yang ia sebut akan dijual.
"Orang-orang di sini enggak pernah tahu, karena dia jalan ya jalan aja. Dia enggak pernah ibaratnya nenteng buku gitu, kita enggak pernah lihat," katanya.
Bahkan menurutnya, Kakek Suhud selama ini hidup dari pensiunan.
"Dia sendiri yang bilang, dia tiap bulan itu punya pensiunan. RT di sini kalau ada orang kurang mampu pasti kita bantu, banyak di sini," katanya lagi.
Mereka pun menegaskan kalau Kakek Suhud bukan orang yang kekurangan.
"Menurut saya enggak kekurangan lah, apa yang dia omongin itu beda. Di belakang sana itu, yang lebih membutuhkan lebih banyak," tandasnya.
(*)
Source | : | Grid.ID,Tribunnews Bogor,Tribunstyle |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar