Suami Sri Hartuti diketahui bekerja serabutan di kebun dengan penghasilan yang tidak seberapa.
Kondisi itu membuat mereka tak mampu membangun rumah yang layak.
Tempat tinggal saat ini dibangun di atas tanah Perhutani.
"Ini pun tanahnya numpang di Perhutani."
"Untuk memperbaiki, gaji kami tak cukup," ucapnya.
Dengan kondisi kekurangan, Sri Hartuti tetap melaksanakan kewajibannya untuk mendidik anak-anak di desanya.
Menurutnya banyak warga yang masih buta huruf serta banyak anak yang putus sekolah.
"Pada awal mengajar di sini, anak kelas 4 SD banyak yang tidak bisa membaca."
"Saya ingin anak-anak di sini pandai," ujarnya.
"Meski keadaan saya begini, saya bangga kalau ada anak didik saya yang tahu lewat di sini menyapa saya."
"Anak didik saya sudah ada yang jadi polisi, pengusaha, dan banyak juga yang kuliah," ujarnya terharu.
Source | : | tribunnews,Tribunjatim.com |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar