Gridhot.ID - Mantan jenderal Angkatan Darat Prabowo Subianto telah menjadi pria paling berpengaruh yang menduduki posisi menteri pertahanan era pasca-Suharto.
Dilansir Intisari-online dari The Diplomat, ia menjadi sosok delegasi presidensial, jaringan formal maupun informal serta sumber pribadinya telah menjadikannya kuat dalam menjabat menteri pertahanan.
Padahal Juni 2021 lalu muncul sebuah kontroversi terkait bocornya dokumen yang merincikan rencana pengadaan senjata 25 tahun untuk dibayari dengan utang luar negeri jangka panjang dengan biaya USD 125 miliar, atau Rp 1700 T.
Hal ini menjadi kontroversi karena rencana itu disusun tanpa konsultasi atau masukan dari TNI.
Selama pertemuan dengan Komisi I DPR pada 6 Mei, Pemimpin Komando TNI mengakui ia tidak terlibat atau diajak berkonsultasi atas rencana tersebut.
Konsultasi dengan ketiga dinas tersebut hanya dilanjutkan setelah permintaan parlemen, menjadi penanda kontrol kementerian yang ketat terkait proses tersebut.
Kemudian Kemenhan juga belum membagikan informasi itu secara rinci kepada anggota Komisi I.
Anggota komite mengakui bahwa mereka tidak diberi pengarahan atau dikonsultasikan tentang rencana pembelian fregat Italia ketika menanggapi laporan media Italia.
Mereka tidak dapat memperoleh data tentang rencana Kementerian untuk memenuhi tahap 3 Pasukan Esensial Minimum Indonesia, yang dijadwalkan selesai pada 2024.
Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menempatkan Prabowo menjadi menhan tidak hanya dasar dansa politik dua musuh politik di Pilpres 2019, tapi ternyata juga karena kemampuan Prabowo.