Penulis The Diplomat, Jefferson Ng, menyebutkan pertama Jokowi adalah presiden dari background lokal.
Jokowi sering memilih mendelegasikan masalah kebijakan pertahanan dan politik ke bawahannya.
Ketika ia menunjuk Prabowo masuk ke dalam kabinetnya tahun 2019, ia berkomentar jika Prabowo "tahu lebih banyak daripada saya."
Kedua, Prabowo memiliki keunggulan jaringan formal maupun non-formal.
Ia adalah ketua Partai Gerindra, partai politik terbesar ketiga di Indonesia.
Secara resmi, Partai Gerindra diwakili di Komisi I DPR, yaitu komite DPR yang meninjau masalah kebijakan pertahanan.
Hal ini memberikan akses bagi politikus Gerindra mendukung Prabowo dari dalam DPR.
Secara tidak resmi, ia juga telah menunjuk sekutu dekat dari Gerindra dan beberapa mantan kolega militernya untuk posisi baru di dalam dan sekitar Kementerian Pertahanan RI.
Ketiga, menteri pertahanan Indonesia biasanya tidak aktif.
Namun Prabowo tidak demikian, selama 18 bulan pertama menjabat, ia melakukan 20 kunjungan luar negeri ke 14 negara untuk merumuskan rencana 25 tahun.