Pengantarnya amat banyak, dari rakyat jelata sampai artis-artis kondang seperti Slamet Raharjo, Niniek L. Karim, Doyok Sudarmadji, Taufik Savalas, Eko dan Akri Patrio, Ulfa, Miing, Didin, Mus Mulyadi, dan masih banyak lagi.
Sejumlah dosen UI juga tampak di antara para pelayat, sepertiProf. Selo Soemardjan, Prof. Juwono Soedarsono; dan sebagainya. Maklum, Dono pemah mengajar sosiologi di almamaternya, FISIP UI.
Ia memang dikenal peduli pada masalah-masalah sosial dan politik hingga kerap diundang jadi pembicara, di samping sudah menulis 8 novel.
Almarhum meninggalkan tiga anak, Andika Ario Seno (21), Damar Canggih Wicaksono (15), dan Satrio Sarwo Trengginas (9). Sedangkan istrinya, Titi Kusuma Wardani sudah lebih dulu meninggal dunia akibat kanker payudara pada 14 Agustus 1999.
Diminta Awasi Adik
Sampai akhir hayatnya, I Dono tetap konsisten sebagai seniman. Namun sejak sebulan terakhir, "Ayah absen syuting karena harus keluar masuk rumah sakit akibat sesak napas," ujar Ario, anak sulungnya yang mahasiswa D3 Periklanan.
Sesak napas, lanjut Ario, sudah dirasakan sejak dua bulan terakhir. "Tapi baru bulan lalu Ayah berobat serius. Saat itu, kondisinya sudah parah. Sejak itu pula Ayah keluar masuk rumah sakit," ujar Ario.
Dikatakan Ario, ayahnya sama sekali tidak merokok ataupun minum alkohol. Karena itu, ia sempat heran ketika dokter mengatakan Dono kena kanker paru-paru.
Kendati begitu, Ario teringat, "Setahun lalu pinggul Bapak juga ada kankernya. Memang sudah diangkat. Tapi mungkin saja telanjur menyebar dan menyerang paru-paru."