Selepas kelulusannya meraih gelar master, Damar tidak berhenti dan puas sampai di situ saja.
Ia lantas melanjutkan studi S3 nya untuk menjadi seorang ahli nuklir di kampus yang sama di usianya yang tergolong muda.
Selain itu, ia juga dikenal aktif dan sempat memberikan kontribusi sebagai pembicara dalam konferensi International Topical Meeting on Nuclear Reactor Thermalhydraulics (NURETH-16), di Chicago, Illinois, Amerika di tahun 2015 silam dan beberapa acara yang serupa di Jepang.
Meski jarang terekspos, Damar sungguh menjadi sosok yang membanggakan terlepas dari banyak sosok menginspirasi di Indonesia lainnya.
Ternyata kedua kampus yang menjadi almamater Damar di Swiss juga merupakan kampus terkenal di kalangan ilmuwan seantero dunia.
Kampus EPLF via houseofswitzerland.orgETHZ dan juga EPLF merupakan universitas yang fokus dalam bidang science, teknologi, matematika dan teknik.
Untuk bisa masuk ke kampus ini, intelegensimu sangat dipertimbangkan lantaran banyak ilmuwan yang berasal dari sini, salah satunya adalah Albert Einstein.
Selain lulusan ETHZ dan EPLF, peraih nobel ini juga menjabat sebagai profesor di kampus ternama ini.
Alih-alih menjadi figur publik atau bekerja di dunia entertaintment seperti kedua saudaranya, Damar tetap fokus untuk mewujudkan impiannya sebagai seorang peneliti dan dosen ahli.
Dengan segudang prestasi yang berhasil diraih Damar hingga saat ini, ia hanya ingin meneruskan jejak ayahnya sebagai seorang dosen.