Menurutnya alasan Taliban dan Amerika Serikat berperang terakhir kali juga karena keduanya tidak memiliki hubungan diplomatik formal.
AS menginvasi Afghanistan pada 2001 setelah serangan 11 September 2001. Pemerintah Taliban saat itu menolak untuk menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden.
"Isu-isu yang menyebabkan perang itu, bisa diselesaikan melalui negosiasi, bisa juga diselesaikan melalui kompromi politik," kata Mujahid melansir Reuters.
Dia menambahkan bahwa pengakuan adalah hak rakyat Afghanistan.
Meskipun tidak ada negara yang mengakui pemerintahan Taliban, para pejabat senior dari sejumlah negara telah bertemu dengan para pemimpin gerakan itu, baik di Kabul maupun di luar negeri.
Kunjungan terakhir dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Turkmenistan Rasit Meredow, yang berada di Kabul pada Sabtu (30/10/2021).
Mujahid sebelumnya di Twitter mengatakan, pertemuan kedua belah pihak membahas implementasi cepat dari pipa gas Turkmenistan-Afghanistan-Pakistan-India (TAPI).
Menteri luar negeri China, Wang Yi, bertemu dengan pejabat Taliban di Qatar awal pekan ini. Mujahid mengatakan pada Sabtu (30/10/2021), bahwa China telah berjanji untuk membiayai infrastruktur transportasi, dan untuk memberikan akses ekspor Kabul ke pasar China melalui negara tetangga Pakistan.
Mujahid juga berbicara panjang lebar tentang masalah yang dihadapi penyeberangan perbatasan, terutama dengan Pakistan.
Masalah itu yang sering menimbulkan penutupan perbatasan dan protes dalam beberapa hari terakhir.
Penyeberangan tersebut sangat penting untuk Afghanistan yang wilayahnya kini terkurung.
Dia mengatakan pembicaraan serius tentang masalah itu diadakan ketika menteri luar negeri Pakistan melakukan perjalanan ke Kabul minggu lalu.
(*)
Source | : | Kompas.com,kontan |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar