Untungnya, selama di Jakarta, ia pernah diajari menari lenso oleh kakaknya.
Heldy lalu duduk di kursi yang letaknya persis di belakang presiden.
Selama ini siapapun yang dipilih Bung Karno untuk menari lenso, selalu duduk di dekatnya.
Saat berlenso dimulai. Bung Karno mulai mengajak Heldy.
Pernikahan Heldy Djafar dan Bung Karno hanya bertahan 2 tahun
Heldy Djafar dinikahi Bung Karno pada tahun 1966.
Kala itu, Bung Karno berusia 65 tahun, sedangkan Heldy 18 tahun.
Sayangnya, pernikahan mereka tak bertahan lama, hanya sekitar dua tahun.
Sebab, kala itu, situasi politik semakin tak menentu.
Komunikasi tak berjalan lancar setelah Soekarno menjadi tahanan di Wisma Yaso.
Heldy sempat mengucap ingin berpisah, tetapi Soekarno memilih bertahan, hanya ingin dipisahkan maut.
Akhirnya, pada Juni 1968, Heldy yang berusia 21 tahun menikah lagi dengan Gusti Suriansyah Noor, keturunan dari Kerajaan Banjar.
Heldy mendapat kabar Soekarno wafat ketika sedang hamil tua.
Soekarno tutup usia pada tanggal 21 Juni 1970, dalam usia 69 tahun.
Pada 2019, sebagaimana dikutip dari TribunKaltara, Heldy Djafar sempat menceritakan saat menjadi istri Bung Karno.
Ia tak pernah lupa sentuhan dan rasa sayang Soekarno saat jadi suaminya.
"Susah cari orang seperti Bung Karno. Sampai sekarang saya belum pernah menemukan orang seperti Bung Karno.
Sentuhannya lebih lembut, penyayang. Setiap kali ketemu saya pasti saya digendong. Itu hebatnya saking sayangnya," ungkap Heldy Djafar.
(*)
Source | : | Tribun Medan,intisari |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar