Setelah lulus, Anita lebih berani mengeksplorasi dirinya dengan menerima beberapa tawaran kerja. Tawaran kerja yang diterima juga tak melulu berasal dari Indonesia, beberapa kali dirinya harus pergi ke Malaysia hingga Dubai.
Saat bekerja sebagai fotografer di Dubai inilah Anita bertemu dengan sang suami yang merupakan warga negara Australia. Pernikahan keduanya pun digelar di Indonesia. Setelah menikah, Anita dan suaminya tinggal di Australia.
Selama tiga bulan berada di Australia, Anita dinyatakan hamil anak pertamanya. Memiliki anak membuat Anita fokus merawat keluarganya. Hingga pada tahun 2019, wanita kelahiran Bandung ini mendapat sebuah tawaran kerja di Sydney dari seorang teman. Anita pun mengambil tawaran sebagai fotografer tersebut meskipun harus menempuh perjalanan selama 2 jam.
Rupanya di Sydney ia dipercaya untuk memotret kegiatan komunitas relawan Presiden Jokowi dalam sebuah acara. Sejak saat itu, Anita diajak oleh komunitas tersebut sebagai fotografer tetap untuk dokumentasi sekaligus menyambut kedatangan Jokowi di Australia. Untuk beberapa acara pun seperti memotret penyambutan Budiman Sudjatmiko hingga Okky Asokawati pernah menjadi sasaran bidik Anita.
"Ternyata orang seneng sama hasil kerja saya, akhirnya kalau ada acara diundang lagi. 17 Agustus 2019 saya diundang ke istana. Saya pulang ke Indonesia, ikut upacara bendera," ujar perempuan tomboy itu.
Ketika tak ada agenda khusus, Anita masih aktif memotret. Ia membuka event organizer khusus untuk pernikahan dan ulang tahun di mana dirinya berperan sebagai pemotret.
"Sampai sekarang masih motret, misal ada acara pernikahan, ulang tahun, event. Kalau di Indonesia bisa ratusan manusianya, kalau di sini kira-kira paling banyak 50-100 orang. Saya bisa kerjain sendiri atau minta bantu 1 orang udah cukup," katanya.
Kecintaan Michelle Anita terhadap dunia seni tak hanya berhenti pada fotografi saja. Ia pun pandai membuat karya seni scrapbook, semacam album lembar memo yang dihiasi foto dan lainnya, berisi entri jurnal maupun ucapan dan deskripsi tertulis. Mulanya Anita tertarik ketika mendatangi salah satu toko scrapbook di Bandung. Lantas ia mengikuti kelas selama 1 jam, belajar secara basic membuat scrapbook.
Selanjutnya ia mendalami sendiri bagaimana secara kreatif menuangkan ide-ide ke dalam scrapbook yang ia buat. Setelah menguasai, akhirnya ia memutuskan untuk menjadikannya cuan. Anita menyulap sebuah ruangan di rumahnya untuk menyalurkan kreatifitasnya untuk membuat sebuah scrapbook.