“Tidak diragukan lagi, ini adalah provokasi. Terlebih lagi, ini jauh dari yang pertama. Ini terjadi dengan partisipasi kapal-kapal perang yang sama sekarang karena situasi di Tenggara Ukraina, di Donbass, meningkat karena pihak Ukraina jelas mempersiapkan operasi militer tempur," tegasnya.
Menurut Kosachev, AS tertarik dengan tindakan balasan Rusia karena ini akan memungkinkan Amerika Serikat untuk membenarkan dukungan militer mereka untuk Ukraina dan membangun kehadiran militer yang konstan di wilayah tersebut.
"Dalam hal ini, kita harus selalu mengambil setiap langkah dengan hati-hati tanpa menyerah pada emosi dan mengetahui seluruh sinisme dari apa yang dilakukan Amerika dan siap untuk skenario apa pun, termasuk perkembangan kasus terburuk, tanpa menyerah pada provokasi," ungkap dia.
“Amerika biasanya tidak memiliki strategi apa pun. Itu tidak ada di Irak, Libya, dan Suriah, dan tidak ada di Afghanistan dan mungkin, sekarang tidak ada di Laut Hitam. Saya punya perasaan bahwa Amerika menggunakan proses pengadilan dan kesalahan," kata Kosachev.
Sebelumnya, Armada ke-6 Angkatan Laut AS mengumumkan di Twitter pada Senin (1/11), kapal komando andalannya, Mount Whitney sedang menuju Laut Hitam untuk operasi bersama dengan pasukan NATO.
Sementara pada 30 Oktober, kapal perusak rudal berpemandu USS Porter memasuki Laut Hitam untuk operasi bersama dengan pasukan NATO.
(*)