Anam mendapat tugas memperbaiki saluran, memasang udit, memasang keramik hingga mengecat.
Upah yang diterima olehnya hanya Rp 120 ribu, namun diakui oleh Haidir uang tersebut cukup untuk menghidupi keluarganya.
"Setiap minggu saya ngirimin buat keluarga saya, saya cuma bisa buat makan doang," ungkapnya.
"Dulu itu kan saya sekolah MTS, saya kasian sama bapak saya, dia juga kan kerja buat 9 orang yang di rumah sendirian," ungkap Anam.
Diketahui jika Anam, sapaan akrabnya, harus putus sekolah dan tak bisa melanjutkan pendidikan karena harus menjadi tulang punggung keluarga.
"Otomatis sekolah MTS saya jebol, karena saya pengen namanya ngebantu, dahlah saya mendingan kerja aja, barangkali aja saya bisa bantu-bantu," sambungnya.
2. Sang ibu pesimis
Sementara itu Anam juga mengungkapkan keinginannya menjadi seorang abdi negara pada ibunya yakni Rosibah.
Rosibah tampak pesimis menanggapi keinginan anaknya itu.
Source | : | Kompas.com,Tribunmanado.co.id |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar