"Tapi ya alhamdulilah. Kita tidak melihat dari sisi itunya, jadi memang kita berkarya ini bagian dari sejarah," ujar Hengky.
"Bagi teman-teman yang mau terjun ke politik jangan berharap mau mencari kekayaan, itu salah. Itu akan menjadi kekecewaan. Itu yang saya sampaikan ke masyarakat," ujarnya.
Tak banyak yang tahu, Hengky dulu melalui masa kecil dengan penuh perjuangan karena keterbatasan ekonomi keluarga.
"Saya bukan dari keluarga mampu, Mbak. Ayah saya sopir angkot," ujar Hengky mengawali perbincangan dengan Kompas.com di Bandung, belum lama ini.
Hengky bersama orang tua dan empat kakaknya bahkan tinggal di rumah sederhana warisan sang nenek.
Untuk membantu sang ayah, kakak Hengky yang pertama dan kedua bergantian menjadi kernet.
Hengky sendiri belum bisa membantu, karena saat itu masih kecil.
Berjualan hingga Pemulung
Beberapa tahun kemudian, sang ayah, Leo Medhi Purwanto, banting setir.