Dari kaca mata sosiologi, Widyanta melihat ada banyak lapisan aspek sosial yang terjadi, salah satunya pornografi musibah.
Kejadian ini sama seperti selfie bencana yang sudah terjadi beberapa tahun lalu, yakni orang-orang melakukan selfie atau mengambil swafoto di area lokasi bencana, seperti banjir atau sisa aliran lahar gunung berapi, misalnya.
Nah, kali ini fenomena itu bergeser menjadi selfie musibah.
Dalam hal ini musibah kecelakaan yang dialami Vanessa dan Bibi.
"Musibah sendiri adalah sebuah kesengsaraan, tapi di sisi lain selfie mencerminkan kegembiraan," ungkap Widyanta kepada Kompas.com, Kamis (11/11/2021).
Ironisnya, kedua hal yang bertolak belakang ini dijejerkan di dalam realitas masyarakat digital hari ini.
"(Saat ada fenomena selfie bencana) ada yang menyebut itu sebagai pornografi bencana. Boleh juga di sini kita menyebut sebagai pornografi musibah dengan selfie seperti itu," urainya.(*)