Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Perang Dunia III Hanya Tinggal Sejengkal Tangan, China Pastikan Bakal Bawa Kiamat Jika Australia Ikut-ikutan Amerika Serikat untuk Bela Taiwan

Angriawan Cahyo Pawenang - Selasa, 16 November 2021 | 12:13
Gambar Ilustrasi: Pasukan Australia yang berjaga di Laut China Selatan
Dok. Angkatan Militer AUSTRALIA

Gambar Ilustrasi: Pasukan Australia yang berjaga di Laut China Selatan

Selain itu, Daily Mail juga memberitakan, dalam pernyataan keras yang diterbitkan di tabloid China The Global Times pada hari Sabtu, pemimpin redaksi Hu Xijin berterus terang dalam analisisnya tentang janji Australia untuk datang membantu Taiwan jika pasukan sekutu AS terlibat dalam konflik.

"Jika pasukan Australia datang untuk berperang di Selat Taiwan, tidak dapat dibayangkan bahwa China tidak akan melakukan serangan berat terhadap mereka dan fasilitas militer Australia yang mendukung mereka," cuit Xijin.

"Jadi Australia (seharusnya) lebih siap berkorban untuk pulau Taiwan dan AS," tambahnya.

Kata-kata tidak menyenangkan itu diyakini terkait dengan pernyataan yang dibuat oleh Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton pada hari Jumat, di mana ia mengisyaratkan pasukan Australia akan turun tangan dan membantu AS jika Taiwan diserang oleh China.

Baca Juga: Jungkir Balik Kerja Tak Ada Hasilnya, 5 Weton Ini Dipercaya Susah Kaya, Rezekinya Cepat Habis Menurut Primbon Jawa

Di mata Dutton, langkah itu akan menempatkan Australia dalam posisi kekuatan global.

"(China) sangat jelas tentang niat mereka untuk pergi ke Taiwan dan kita perlu memastikan bahwa ada tingkat kesiapsiagaan yang tinggi, rasa pencegahan yang lebih besar dengan kemampuan kita. Dan saya pikir, itulah cara kita menempatkan diri dalam posisi yang aman, yakni posisi kekuatan," katanya kepada The Australian.

Profesor Peter Dean, Ketua Studi Pertahanan dan Direktur Institut Pertahanan dan Keamanan UWA, mengatakan kepada Daily Mail Australia pada bulan Oktober bahwa perang merupakan kemungkinan nyata di kawasan itu dalam lima atau enam tahun.

"Anda tentu tidak bisa mengesampingkan potensi penggunaan kekuatan. Jika China sampai pada titik di mana mereka pikir mereka dapat mengambil Taiwan dengan paksa, menang dan sukses, dan mereka berpikir bahwa tekad AS kurang atau tidak akan cukup, mereka dapat didorong untuk mengambil risiko sesuatu yang sangat bodoh," jelas Dean.

Dia menambahkan, dirinya melihat situasi akan menjadi jauh lebih berisiko dalam beberapa tahun terakhir di bawah kepemimpinan Xi Jinping karena dia menjadi lebih otoriter.

Baca Juga: Akui Mantap Naik ke Pelaminan Setelah Kucing-kucingan, Bintang Sinetron Gita Sinaga dan Habibi Hood Justru Terganjal Masalah Serius yang Belum Terselesaikan, Apa?

Tetapi Dean mengatakan, hal itu adalah apa yang disebut 'perang zona abu-abu' saat ini, dengan China mengisyaratkan sikapnya atas zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan, yang menimbulkan risiko terbesar saat ini bagi keamanan dunia.

Source :Kompas.com kontan

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x