Najeeba, anak perempuan muda yang tinggal di sebuah kamp, telah diperdagangkan oleh keluarganya dengan harga 50.000 Afghani atau sekitar Rp 7,7 juta.
"Di malam hari sangat dingin dan kami tidak punya apa-apa untuk menghangatkan rumah kami. Kami ingin LSM membantu kami," kata Najeeba kepada DW.
"Saya masihlah seorang anak perempuan. Saya punya dua saudara laki-laki, satu saudara perempuan dan seorang ibu. Saya belum mau menikah dan ingin belajar dan mengenyam pendidikan," tambahnya.
Gul Ahmad, ayah dari Najeeba, tidak melihat ada pilihan lain selain menjual anak-anak perempuannya yang lain untuk memenuhi kebutuhan.
"Saya tidak punya pilihan lain dan jika kami ditinggalkan, saya terpaksa menjual anak perempuan saya yang lain seharga 50, 30 atau bahkan 20 ribu Afghani," terangnya.
(*)