Seorang dokter hewan memberi tahu Parida bahwa ayam-ayam itu mati karena serangan jantung, dan dia mengajukan pengaduan ke polisi setelah penyelenggara pernikahan menolak untuk membayar kompensasi.
Profesor zoologi Suryakanta Mishra, yang menulis buku tentang perilaku hewan, kepada Hindustan Times mengatakan suara keras meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada burung.
"Ayam diatur oleh ritme sirkadian yang dikendalikan oleh siklus terang/gelap alami siang dan malam.
“Kegembiraan atau stres yang tiba-tiba karena musik yang keras dapat mengganggu jam biologis mereka,” kata Prof Mishra.
Kisah itu berakhir bahagia, kecuali bagi ayam-ayam yang mendadak harus menghadap sang pencipta, setelah polisi meyakinkan pihak-pihak yang bertikai untuk "menyelesaikan masalah secara musyawarah".
"Kami belum melakukan tindakan apa pun karena (peternak unggas) mencabut pengaduannya," kata petugas polisi Droupadi Das, dikutip dari Kompas.tv.
(*)