Rano yang menjadi otak di balik sinetron populer Si Doel Anak Sekolahan itu sampai membuang 13 skenario yang sudah selesai dibuat.
"Skenario yang udah jadi yang Babe (Benyamin Sueb) masih ada, itu udah kelar 13 episode," kata Rano.
"Begitu Babe meninggal, enggak mungkin saya bisa connect, berarti saya buang (skenarionya)," lanjut pemeran Doel itu.
Sejak awal membuat sinetron tersebut, Rano sangat ingin mengangkat budaya Betawi, dan juga benturan-benturan antara pemikiran tradisi dan modern.
Pemikiran tradiri diwakili dari sosok Babe (Benyamin), dengan pemikiran modern yang diwakili karakter Doel (Rano).
"Begitu Babe enggak ada bingung saya mau benturin ke mana?" ucap Rano Karno.
Dia juga tak berniat mencari pengganti pemeran Babe.
Menurutnya setiap karakter dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan merupakan pemeran utama yang tidak bisa digantikan.
"Semua dalam Si Doel enggak ada tokoh utama, semua bisa jadi tokoh utama, enggak mungkin (digantikan)," ucap Rano.
"Makanya, maaf, waktu Babe meninggal, saya enggak cari pengganti, walaupun bisa saja (cari pengganti), saya bilang tidak," lanjutnya.
Oleh karena itu, diakui Rano, awalnya dia sempat ingin menyudahi Si Doel Anak Sekolahan ketika Benyamin meninggal dunia.
"Saya jujur waktu itu, udah habis itu, saya enggak mau terusin. Saya mau cerita apa?" kata Rano lagi.
Hanya saja ketika melihat lagi masih ada pemain-pemain lainnya, Rano akhirnya kembali bangkit dan melanjutkan cerita Doel dengan mengangkat kisah cinta segitiga Sarah, Doel, dan Zaenab.
Walaupun sebenarnya Rano merasa belum sepenuhnya bisa menuangkan cerita kehidupan masyarakat Betawi seperti ide awalnya.
Rano tetap berusaha melestarikan budaya Betawi dan menuangkan keinginan-keinginan masyarakat Betawi
"Saya tidak merasa melestarikan kebudayaan, tapi saya bercerita banyak, tentang bagaimana keinginan masyarakat Betawi, dengan pendidikannya segala macam, potret-potretnya," tutur Rano.
Diketahui, Haji Tile, Pak Bendot, dan Nyak Rodiyah telah berpulang dan meninggalkan fans Si Doel Anak Sekolahan selama-lamanya.
(*)
Source | : | Kompas.com,YouTube |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar