Gridhot.ID - Sedang viral di sosial media terkait sosok pria asal Aceh yang satu ini.
Dikutip Gridhot dari Tribun Timur, pria tersebut tiba-tiba masuk ke masjid dan menggunakan toa lalu mengumumkan dirinya merupakan Imam Mahdi.
Dia mengaku bakal memimpin umat muslim melawan Dajjal.
Tentu saja pengakuan itu membuat masyarakat heboh
Dikutip Gridhot dari Warta Kota, pengakuan pria tersebut, ia umumkan melalui speaker Masjid Al-Khalifah Ibrahim, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara.
Belakangan diketahui, pria tersebut bernama Armia (29).
Ia tercatat sebagai warga Desa Buket Hagu, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara.
Bagaimana kelengkapan informasi dari kejadian ini? Berikut fakta-faktanya dirangkum dari SerambiNews.com dan Kompas.com, Minggu (23/1/2022):
Videonya viral di media sosial
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, rekaman saat Armia diamankan warga diunggah oleh sejumlah akun Instagram, termasuk @infoacehutara.
Terlihat seorang pria berbaju koko putih dan berpeci hijau dikerumuni warga dalan sebuah masjid.
Ia kemudian dibawa menuju keluar.
Selanjutnya terlihat, pria yang ada di dalam video dibawa ke kantor polisi.
Terungkap, pria diamankan warga lantaran mengaku sebagai Imam Mahdi.
Kronologi kejadian
Kejadian yang menghebohkan warga di Kabupaten Aceh Utara berawal dari pengajian rutin pada Rabu (19/1/2022).
Lokasinya berada di Masjid Al-Khalifah Ibrahim, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara.
Setelah pengajian selesai, tiba-tiba ada seorang pria mengambil mikrofon dan mengumumkan dirinya sebagai Imam Mahdi yang diturunkan ke bumi dengan alat pengeras suara masjid tersebut.
Setelah mendengar pengumuman tersebut, sontak warga berdatangan kembali ke masjid tersebut dan langsung mengamankan pria tersebut.
“Jemaah baru saja pulang dari masjid setelah mengikuti pengajian rutin,” ujar Ketua Remaja Masjid Al Khalifah Ibrahim, Jafar Kuba.
Tiba-tiba warga mendengar ada seorang mengumumkan dirinya adalah Imam Mahdi, dalam bahasa Aceh.
Kemudian, warga langsung berdatangan ke masjid kembali untuk mengamankan pria tersebut.
Belakangan diketahui pria itu bernama, Armia (29) warga Desa Buket Hagu, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara.
Saat hendak diamankan, pria itu masih kukuh terkait ucapannya, bahwa dirinya Imam Mahdi.
Ia mengaku, bisa mempertanggungjawabkan pernyataannya itu.
Saat aksi diamankan, sejumlah warga sempat merekamnya kemudian dibagikan ke sejumlah media sosial, WhatsApp dan Facebook.
“Untuk menghindari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, kemudian pria tersebut diserahkan ke Mapolsek Matangkuli,” ujar Jafar Kuba.
Kata polisi
Kapolsek Matangkuli Aceh Utara, AKP Asriadi membenarkan video yang beredar di sejumlah platform media sosial itu.
AKP Asriadi menjelaskan sudah menginterogasi pria tersebut.
Awalnya AR bersikeras mengaku dirinya sebagai imam mahdi.
Namun, belakangan polisi memanggil keluarga dari pria itu dan diketahui ternyata mengalami gangguan jiwa.
“Lalu pria ini bersama keluarganya memohon maaf pada masyarakat yang (sudah) memenuhi satu halaman Polsek. Telah menimbulkan kegaduhan. Setelah itu dia kita izinkan pulang bersama keluarganya,” kata Asriadi.
Dia menyebutkan, proses hukum kasus itu sudah selesai karena pria ini mengalami gangguan jiwa.
“Jadi sudah selesai masalahnya. Kita sarankan untuk dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh pada keluarganya. Sehingga tidak menimbulkan kegaduhan dan hal-hal yang tak dinginkan lainnya,” kata Kapolsek.
Penjelasan pihak keluarga
Adik Armia, Samsul Bahri memberikan penjelasannya.
Ia menilai kakaknya tidak mengalami gangguan jiwa.
Namun, Armia mengalami perubahan perilaku, sampai mengumumkan dirinya Imam Mahdi setelah mengikuti pengajian di sebuah kawasan di Aceh Besar pada tahun 2021.
Pihak keluarga tidak mengetahui persis tempat Armia mengaji.
Namun, berdasarkan cerita Armia kepada keluarganya, lokasi pengajian tersebut masuk ke hutan-hutan dan melintasi perbukitan di kawasan Aceh Besar.
“(Abang) mulai terjadi perubahan setelah pulang dari pengajian," ujar Samsul Bahri adik Armia, kepada Serambinews.com, kemarin.
Menurut Samsul, abangnya pulang lagi ke kampung setelah mengikuti pengajian yang diperkirakan di pedalaman kawasan Aceh Besar pada tahun 2021.
“Jadi setelah pulang dari tempat pengajian itu, semua tingkah lakunya berubah,” ujar Samsul.
Misalnya, dari cara berpakaian sudah sering mengenakan pakaian koko, peci putih, dan mengenakan serban.
Kemudian sering mengajak masyarakat di semua tempat untuk meningkatkan ibadah kepada Allah.
Perubahan tersebut pun tidak biasanya didengar dan dilihat sebelumnya dari Armia, tapi masyarakat menerimanya, karena ajakan kepada hal sangat baik.
“Warga di kawasan Paya Bakong sudah terbiasa, karena sudah sering melihat dan mendengarnya,” ungkap Samsul.
Sebelumnya kata Samsul, abangnya belum pernah mengaku sebagai Imam Mahdi.
“Abang mengaku seperti ada yang menggerakkan lidahnya untuk mengucapkan pengakuan tersebut dan seperti tidak mampu mengendalikannya."
"Ketika pulang pertama kali dari tempat pengajian, juga pernah menyampaikan ajaran yang diajarkan kepada dirinya sangat berbeda dengan yang sudah pernah dipelajari sebelumnya di kampungnya,” ujar Samsul.
Ketika pihak keluarga menyampaikan kepada Armia akan mengobatinya supaya bisa normal kembali, Armia tidak keberatan.
Malahan dia meminta agar dibawa ke Teungku agar dapat disembuhkan kembali supaya normal seperti sebelumnya.
“Dia sendiri memahami ada hal yang berubah dalam dirinya, tapi bukan gangguan jiwa, karena ketika di rumah dan bertemu dengan warga, bicaranya normal, seperti warga lainnya,” kata Samsul.
(*)