Hari ini, ketika lumpur sudah menyembur selama 16 tahun hingga membentuk bagian menyerupai kawah yang aktif mengeluarkan asap, di antara hamparan luapan lumpur yang telah mengering.
Untuk menangani bencana ini, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus menggelontorkan anggaran dalam jumlah yang tidak sedikit.
Namun siapa sangka, lumpur Lapindo rupanya menyimpan kandungan logam super langka yang disebut rare earth atau logam tanah jarang.
Temuan tersebut dibenarkan langsung oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Melansir artikel SerambiNews.com, umumnya rare earth sulit ditemukan pada permukaan bumi.
Dengan demikian keberadaan logam tanah jarang sulit ditemukan, namun bencana Lapindo menjadi berkah bagi adanya rare earth.
Dikutip dari Pusat Sumber Daya Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), logam tanah jarang atau rare earth sudah mulai ditemukan pada abad ke-18.
Sejak saat itu para peneliti berupaya menemukan keberadaan rare earth yang tergolong langka.
Tak hanya itu saja, Kementerian ESDM juga menemukan harta karun lainnya di lahan lumpur Lapindo, berupa logam raw critical material yang jumlahnya lebih besar dari kapasitas logam tanah.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan penyelidikan terkait mineral logam tanah jarang di lumpur Lapindo, Sidoarjo sejak tahun 2020 lalu.
"Tahun 2020 penyelidikan di sana, dan teman-teman kami terlibat dan lakukan kajian secara umum di Sidoarjo."