GridHot.ID - Denada tengah mengalami masa-masa sulit bersama putri semata wayangnya, Aisha Aurum.
Bagaimana tidak? Di tengah pandemi Covid-19, Denada terjebak di Singapura.
Dilansir dari Kompas.com, disana dia harus menemani Aisha yang tengah berobat karena menderita kanker darah.
Apalagi biaya hidup di Singapura yang tinggi, lebih tinggi dibandingkan di Indonesia.
Di sisi lain situasi pandemi tidak memungkinkan dia bekerja di dunia hiburan.
Kondisi tersebut tak pelak menyebabkan kesulitan finansial.
Denada bahkan menjual beberapa asetnya.
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan banyak orang di dunia kehilangan atau sulit mencari pekerjaan.
Salah satu yang merasakannya adalah artis tanah air, penyanyi Denada.
Pelantun lagu "Kujelang Hari" ini diketahui telah kembali ke Indonesia setelah sebelumnya menetap di negeri tetangga, Singapura.
Akibat kesulitan bekerja, artis berusia 43 tahun itu pun banting setir menjadi instruktur senam zumba.
Hal ini terjadi akibat terdampak pandemi covid-19 yang merebak sejak tahun 2020 lalu.
"Dari tahun 2020, jadi pada masa pandemi di saat aku di Singapura itu bener-bener istilahnya nggak ada pekerjaan," ujar Denada melalui YouTube Cumicumi, dilansir Sosok.id dari Tribunnews.com, Sabtu (29/1/2022).
"Nggak bisa bekerja, hampir nyaris tidak bisa bekerja," ucapnya.
Tanpa berbekal pengalaman, wanita bernama asli Denada Elizabeth Anggia Ayu Tambunan ini pun nekat mempelajari zumba.
"Aku memutuskan untuk mengambil sertifikasi menjadi seorang zumba instructor," katanya.
Beruntungnya, kata Denada, senam zumba mulai digandrungi dan bisa dilakukan secara virtual, melihat situasi saat ini.
"Pada waktu itu untungnya udah mulai banyak tren yang dilakukan secara virtual," tuturnya.
Setelah memperoleh sertifikat instruktur zumba, Denada memutuskan kembali ke Tanah Air.
"Kalau aku dari 2020 ngajarnya (zumba) virtual, jadi baru sekarang bisa berkesempatan ngajar secara langsung, di Jakarta ya," katanya.
Karir yang dilakoninya sebagai instruktur senam zumba terbilang cukup baik, Denada bahkan telah melakukan zumba tour ke beberapa daerah.
"Kemarin itu aku udah sempet ngelaksanain zumba tour itu ke beberapa daerah di Indonesia juga, tapi baru sekarang di Jakarta ini pertama kali ngajar secara langsung," terangnya.
Menurut Denada, berkarir sebagai instruktur senam zumba yang bahkan sebelumnya tak dipikirkannya, adalah sebuah tantangan.
"Berada di panggung sebagai seorang instruktur itu punya tanggung jawab yang beda, punya tantangannya sendiri, dan emang mesti dipelajari semuanya bener-bener dari nol," ujarnya.
"Aku ngerasain semua itu bener-bener belajar semua start dari nol," tandas dia.
(*)