Pada tiga orang anggota parpol yang mendatangi rumahnya, Nur Kalim pun minta maaf.
Nur Kalim mengaku bahwa ia tak bermaksud untuk tidak menyambut para tamu yang datang ke rumahnya.
Namun, Nur Kalim hanya kasihan pada anak-anak yang hendak datang les ke rumahnya karena situasi rumahnya mendadak jadi ramai.
Sejak saat itu, Nur Kalim menolak untuk ditonjolkan profilnya.
Bahkan, ketika mendapat tawaran untuk mengisi acara talkshow di salah satu stasiun TV Jakarta, dengan tegas Nur Kalim menolak tawaran tersebut.
Baca Juga: Terungkap, Gaji Nur Kalim, Guru SMP yang Kepalanya Ditoyor oleh Siswanya Hanya Sebesar Rp 450 Ribu
Cerita haru guru honorer tak berhenti sampai disini saja.
Guru honorer memang memiliki gaji yang rendah, bahkan dibawah rata-rata. Namun, hal tersebut tak membuat para guru honorer menyerah.
Dilansir dari Tribunjateng, seorang guru di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Wilfridus Kado, menceritakan pengalaman pahitnya menjadi seorang guru honorer.
Menurut Wilfridus Kado, selama ini kesejahteraan guru honorer di NTT masih belum terpenuhi.
Pria yang telah mengajar sejak 2015 itu mengaku hanya menerima gaji Rp 700 ribu sebulan.
Wilfridus Kado menyebut gaji yang ia terima saat awal menjadi guru honorer bahkan jauh lebih kecil. Pada 2015 dia hanya menerima upah Rp 400 ribu per bulan. Baru pada 2018 gajinya meningkat menjadi Rp 700 ribu per bulan.
Source | : | kompas,Grid.ID,TribunSolo.com,Tribun Jateng |
Penulis | : | Egista Hidayah |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar