Agresi Putin ke Ukraina diketahui dipicu dari sikap Putin dan Rusia yang menolak langkah Ukraina bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau biasa dikenal dengan nama NATO.
Putin menginginkan Ukraina tetap menjadi negara yang netral tidak bergabung dengan kubu barat.
Keberadaan tentara NATO di sekitar Ukraina dianggap oleh Putin sebagai ancaman terhadap Rusia.
Secara garis besar ada tiga hal yang diinginkan oleh Putin dalam agresinya ke Ukraina.
Pertama adalah ingin agar NATO tidak melakukan ekspansi lebih jauh.
Seperti yang diketahui Ukraina adalah negara yang berbatasan langsung dengan Rusia.
Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov menyatakan bahwa Ukraina mutlak tidak boleh menjadi bagian dari NATO.
"Bagi kami, adalah mutlak untuk memastikan Ukraina tidak akan menjadi bagian dari NATO," ujarnya.
Kemudian pada tahun 1994 dulu, Rusia telah menandatangani perjanjian untuk menghormati kedaulatan Ukraina sebagai negara merdeka.
Namun belum lama ini, Putin menjelaskan bahwa Rusia dan Ukraina adalah satu kesatuan.
Ia mengklaim bagaimana Ukraina saat ini adalah hasil pecahan dari Uni Soviet.
Putin juga khawatir apabila Ukraina bergabung dengan NATO, akan ada kemungkinan para anggota NATO bersama Ukraina mencoba kembali merebut Crimea dari Rusia.
Sebagai informasi, NATO dibentuk untuk melindungi anggotanya melalui cara politik dan militer.
Total ada 30 negara yang tergabung di NATO yakni 12 negara pendiri yang terdiri dari Belgia, Kanada, Denmark, Prancis, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Inggris, dan Amerika Serikat.
Kemudian 18 negara lain non pendiri adalah Yunani, Turki, Jerman, Spanyol, Republik Ceko, Hungaria, Polandia, Bulgaria, Estonia, Slovenia, Latvia, Lituania, Rumania, Slovakia, Albania, Kroasia, Montenegro, dan Makedonia Utara.
(*)
Source | : | Tribunwow.com,BBC |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar