GridHot.ID - Invasi Rusia ke Ukraina yang di mulai sejak Kamis (23/2/2022) lalu, membuat kedua negara bersikap siaga.
Pada Minggu (27/2/2022) Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dirinya telah memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk siaga tinggi.
Terlebih saat Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina.
Dikuti GridHot.ID dari Kontan.co.id, Vladimir Putin mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil bersama menteri pertahanan dan kepala staf militer saat mereka membicarakan kelanjutan invasi ke Ukraina.
Keputusan tersebut dilandasiolehpernyataan dari negara-negara NATO yang dinilai agresif.
Sehingga, membuatnya menempatkan pasukan pencegah nuklir dalam "rezim khusus tugas tempur."
Menteri pertahanan Rusia, Sergey Shoygu, dan kepala staf umum militer telah diperintahkan untuk menempatkan pasukan pencegah nuklir tersebut.
Seperti yang diketahui, selain Amerika Serikat dan Nato,Rusia juga memiliki ribuan hulu ledak nuklir yang dibuat sebagai pencegah serangan.
Menyikapi hal tersebut, AS dan NATO puntidak terima dengan perintah Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dikutip GridHot.ID dari Kompas.com, Washington dan NATO menyebut pengumuman Vladimir Putin tersebut berbahaya dan tidak dapat diterima.