Abdullah dan teman-teman flatnya sama-sama berasal dari Yaman, yang selama tujuh tahun terakhir diguncang perang dahsyat yang telah menewaskan ratusan ribu orang.
Dia meninggalkan ibu kota Yaman, Sanaa, ke Kyiv pada tahun 2019 untuk mendapatkan gelar universitas dan mengamankan masa depan yang lebih aman.
Sekarang di sebuah asrama di Warsawa, Polandia, setelah perjalanan yang melelahkan untuk melarikan diri dari Ukraina, Abdullah mengatakan pengalaman itu telah membuatnya terguncang.
"Itu membawa kembali beberapa kenangan," katanya.
"Saya bangun tiga atau empat kali dalam semalam dengan perasaan kaget dan kaget," ungkapnya.
Abdullah termasuk di antara ratusan mahasiswa Yaman yang terjebak dalam perang Rusia di Ukraina, menurut relawan Yaman dan internasional yang mencoba mengevakuasi mereka.
Mahasiswa dan warga negara Yaman yang berbicara kepada Al Jazeera meminta untuk tidak disebutkan namanya, karena khawatir akan kemungkinan pembalasan yang dapat mempengaruhi status hukum mereka di Ukraina.
Sejauh ini, 65 siswa Yaman telah melarikan diri dengan selamat dari Ukraina, hampir seluruhnya melalui perbatasan Polandia dengan bantuan sekelompok sukarelawan Yaman dan internasional yang disebut #YemenisInUkraine.
(*)