Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Punya Arsitektur Khas Melayu, Begini Sejarah Masjid Agung Keraton Sambas, Tak Bisa Dilepaskan dari Kesultanan Brunei

Egista Hidayah - Senin, 07 Maret 2022 | 05:13
Masjid Agung Keraton Sambas
Kompas.com

Masjid Agung Keraton Sambas

Untuk menghindari perebutan wilayah itu, Sultan Abdul Jalilul Akbar memberikan wilayah Serawak kepada Pangeran Muda Tengah.

Mulai tahun 1629 M, Pangeran Muda Tengah menjadi Sultan di Serawak dengan gelar Sultan Ibrahim Ali Omar Shah, yang kemudian dikenal dengan Sultan Tengah.

Suatu ketika, Sultan Tengah, yang melakukan perjalanan dari Johor, terdampar di pantai yang masuk wilayah Kesultanan Sukadana.

Sultan Tengah kemudian mengunjungi istana Sukadana dan mendapat sambutan yang hangat dari rajanya, Sultan Muhammad Shafiuddin (Digiri Mustika) dan diijinkan untuk tinggal dalam waktu yang lama.

Setelah saling mengenal, Sultan Muhammad Shafiuddin menikahkan Sultan Tengah dengan putrinya yang bernama Putri Surya Kesuma.

Dari pernikahan itu, Sultan Tengah dan Putri Surya Kesuma dikarunai anak laki-laki yang diberi nama Sulaiman.

Setelah beberapa tahun menetep di Sukadana, Sultan Tengah bersama pengikut setianya pindah ke sekitar Sungai Sambas pada tahun 1638, yang saat itu terdapat Kerajaan Panembahan Sambas.

Begitu sampai, Sultan Tengah mendapat sambutan dari Ratu Sapudak, yang berkuasa di Panembahan Sambas.

Baca Juga: Dibangun Sebelum Era Walisongo, Ini Sejarah Berdirinya Masjid Saka Tunggal Banyumas, Punya Sederet Tradisi Unik

Ratu Sapudak pun mengijinkan rombongan Sultan Tengah mendirikan perkampungan di sebuah tempat tidak jauh dari pusat pemerintahannya.

Ketika putranya, Sulaiman, beranjak dewasa, Sultan Tengah menikahkannya dengan putri bungsu Ratu Sapudak yang bernama Mas Ayu Bungsu.

Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Raden Bima.

Source :Kompas.com Kompasiana.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x