"Katakan jika Mo menghasilkan 1 juta Baht (Rp 439 juta) dari serial TV.
Jika dia hidup lebih dari 30 tahun saya bisa mengalikan jumlah itu dengan 30 (30 tahun x 1 Baht = Rp13 miliar)," ucap Panida.
"Ini masih belum termasuk kehilangan pendapatan dari sesi foto sebagai model," ujarnya lagi.
Bukan hanya Por, Panida juga akan memaafkan Robert karena terus menemani Por saat menemuinya.
Ucapan Panida itu membuat banyak orang terkejut karena lebih mementingkan uang dibanding mengungkap kematian putrinya.
"Uang dikumpulkan dengan cara ini, dan tidak perlu memeriksa kasusnya. Ibu tidak bisa berkata apa-apa, dan Tangmo mati sia-sia," tulis @kazenado.
"Bagaimana ibunya menerima 30 juta baht atas keadilan putrinya sendiri, itu memalukan. lucu betapa banyak kekuatan yang bisa dimiliki uang atas seseorang, sampai-sampai darah bahkan tidak penting lagi," tulis @httppawat.
"Tangmo layak mendapatkan keadilan, sangat mengecewakan dan tragis. Ibunya bahkan tidak mengurus Tangmo, dan tidak memiliki kesopanan untuk memberikan putrinya keadilan yang layak dia dapatkan karena uang," tulis @nanonmv.
Meskipun menyebut sejumlah nominal, Panida tetap membantah pengampunannya itu diberikan karena kompensasi yang akan diterima.
Namun, tidak seperti dua orang tersebut, Panida tetap bersikeras tidak akan memaafkan manajer Tangmo, Idsarin 'Gatick' Juthasuksawat.
Kemarahan Panida itu muncul karena Gatick tidak menghubunginya tentang kematian Tangmo sampai tiga hari setelah kejadian.