Warna kuning menyiratkan budaya Melayu, karena Sultan Deli merupakan orang Melayu.
Pada bagian pintu-pintunya terdapat ornamen Spanyol yang melengkung, serta kaca patri besar berwarna-warni.
Sedangkan pada dinding-dindingnya terdapat ornamen bermotif ala India.
Corak India juga terdapat di mimbar MAsjid Raya Al Mahsun.
Uniknya lagi, tiang masjid yang kokoh terbuat dari marmer Italia.
Tiang masjid tersebut berjumlah delapan tiang yang mengelilingi masjid.
Jika masuk ke dalam masjid, pengunjung tentu akan dibuat terkagum dengan berbagai corak dan ornamen yang tampak presisi dari segi bentuk dan pemilihan warna.
Masjid Raya Al Mashun juga terkenal memiliki Al Qur'an berusia tua yang dipajang di pintu masuk jama'ah laki-laki.
Meski sudah berusia ratusan tahun, Al Qur'an yang ditulis dengan tangan ini masih dapat dibaca dengan jelas.
Dipenuhi dengan sejarah panjang dan arsitektur yang unik, membuat Masjid Raya Al Mahsun ini memang cocok dijadikan sebagai destinasi wisata religi saat Ramadhan tiba, terlebih untuk kamu yang sedang berkunjung ke kota Medan.
Umat lintas agama pun dipersilahkan untuk memasuki kawasan masjid.
Tentu dengan mematuhi aturan yang berlaku, yaitu memakai pakaian sopan, terutama untuk pengujung perempuan diharuskan untuk mengenakan hijab atau kerudung.
Pihak masjid juga akan meminjamkan kerudung bagi yang tidak membawanya.
Jangan lupa, untuk jaga ketenagan dan hormati orang yang sedang beribadah.
Jika membawa kendaraan sendiri, parkirakan kendaraan di gedung-gedung seberang masjid.
Lantaran lokasi masjid yang berada di pusat kota ini membuatnya tidak memiliki tempat parkir.
Masjid Raya Al Mashun sendiri beralamat di Jalan Sisingamangaraja Nomor 61, Kota Medan, Sumatera Utara. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunmedan.com |
Penulis | : | Egista Hidayah |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar