Tak hanya di Kabupaten Yahukimo, penyerangan juga terjadi di Kabupaten Intan Jaya.
Seorang pekerja bangunan berinisial AK diketahui telah diserang oleh orang tak dikenal di Kampung Kumbalgupa, Distrik Sugapa, Intan Jaya pada Selasa (8/3/2022).
Pelaku penyerangan tersebut diduga adalah anggota KKB Papua.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan, akibat insiden penyerangan tersebut, korban AK mengalami luka sabetan benda tajam di bagian leher belakang sepanjang 16 sentimeter.
Korban AK pun telah dievakuasi ke RSUD Nabire untuk mendapatkan perawatan secara intensif.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengungkapkan bahwa pihak kepolisian telah mengantongi identitas pelaku penyerangan AK.
"SB yang bersama korban melakukan pengecekan rumah bansos di Kampung Kumbalagupa dan sempat bertemu dengan kedua pelaku yang membacok korban dari belakang," jelas Irjen Mathius D Fakhiri, Rabu (9/3/2022).
"Kedua pelaku yakni NU dan AN tergabung dalam kelompok PB di Kodap VIII," imbuhnya, Rabu (9/3/2022).
Diketahui sebelumnya, aksi penyerangan secara brutal juga telah dilakukan oleh KKB Papua yang menyebabkan 8 pekerja PT Palapa Ring Timur Telematika (PTT) di Kabupaten Puncak meninggal dunia pada Rabu (2/3/2022).
Dikutip GridHot.ID dari Kompas.com, Pengamat Intelijen dan Terorisme Stanislaus Riyanta mengatakan, aksi yang dilakukan KKB Papua merupakan strategi mereka untuk menunjukkan eksitensi keberadaan kelompoknya.
KKB Papua juga menunjukkan perlawanan terhadap program-program dari pemerintah untuk menunjukkan keberadaan mereka.
"Kejadian-kejadian mereka (KKB) menembaki orang pekerja bukan kali ini saja, dulu pernah di jembatan di Nduga, tower juga ada dibakar pada tahun 2021, ada dua tower yang dibakar," kata Stanislaus Riyanta, Minggu (6/3/2022).
Stanislaus Riyanta juga mengatakan bahwa KKB Papua memang sengaja melakukan hal mengerikan tersebut sebagai pembuktian diri pada publik.
"Yang jelas, KKB ingin menunjukkan teror, dan melakukan kekerasan, menakut-nakuti supaya pihak luar tidak masuk melakukan pembangunan karena ini yang mereka takutkan kalau misalnya pembangunan bisa masuk ke Papua, merata ke Papua, maka kepercayaan masyarakat kepada pemerintah akan semakin tinggi, dampaknya adalah mereka semakin tidak ada tempat di hati masyarakat," jelasnya, Minggu (6/3/2022). (*)
Source | : | Kompas.com,Surya.co.id |
Penulis | : | Egista Hidayah |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar