"Langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral Rusia dan pemerintah ditujukan untuk membatasi skala penurunan ekonomi dan menghindari periode inflasi tinggi yang berkepanjangan," lanjutnya, dikutip dari Tribunnews.com, Sabtu (12/3/2022).
Nilai tukar rubel pun merosot ke posisi terendah dalam sejarah, akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Untuk menanggulangi kondisi tersebut, Bank Sentral Rusia pun menaikkan suku bunga utamanya menjadi 20 persen dari 9,5 persen.
Perusahaan yang berorientasi ekspor juga diperintahkan menjual valas mereka dan menukarnya ke dalam mata uang rubel. (*)
Source | : | Tribunnews.com,Kontan.co.id |
Penulis | : | Egista Hidayah |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar