"Mereka berjuang untuk kelangsungan hidup nasional mereka, tanah air mereka dan cara hidup mereka, dan mereka memiliki keuntungan lapangan di rumahnya, mengetahui medan dan komunitas."
Petraeus kemudian membongkar kelemahan “operasi militer” Rusia di Ukraina.
“Mereka jelas memiliki standar yang sangat buruk dalam tugas-tugas taktis dasar, seperti melakukan operasi senjata gabungan, yang melibatkan baju besi, infanteri, insinyur, artileri dan mortir,” katanya dalam menggambarkan pasukan Rusia.
Dia menyorot soal buruknya pemeliharaan kendaraan militer dan sistem senjata Rusia.
Banyak dari alutsistanya yang mogok bahkan ditinggalkan begitu saja di Ukraina.
Belum lagi kedala dalam pasokan dan logistik. Selama beberapa dekade, kata dia, sistem Soviet (sekarang sistem Rusia) memiliki satu kekurangan yang bagi militer AS dan Barat justru menjadi kekuatan utama, yakni soal “korps perwira non-aktif yang kuat dan profesional."
Mantan direktur CIA juga membandingkan persenjataan militer Rusia dengan yang digunakan oleh militer AS, yang dinilai tidak sebanding.
"Rusia hanya memiliki peralatan yang relatif tidak mengesankan, mengingat investasi yang seharusnya dilakukan selama sekitar satu dekade terakhir," ujarnya.
Amunisi presisi Rusia juga dinilai tidak akurat, terlihat dari landasan pacu bandara Ukraina yang tidak terputus setelah serangan awalnya.
Langkah yang disebut mirip dengan apa yang dilakukan AS setelah invasi 2003 ke Irak.