Sempat berpikir akan dibunuh pada saat itu, Mutia bersyukur diselematkan orang Kolombia.
"Aku pernah ditodongin pistol karena enggak ngasih uang. Akhirnya ya udah 'lu ambil duit gue, lu ambil kamera gue'," ucap Mutia.
"Pada saat itu ada orang kiriman dari Tuhan, perempuan nolongin aku. Intinya dia teriak terus lari sama ibunya," lanjut Mutia.
Mutia merasa terberkati. Karena perempuan dan ibunya itu, ia tidak jadi ditembak oleh penodong.
"Kalau bukan karena Tuhan (yang mengirim menolongnya) aku bisa meninggal di situ," lanjutnya.
Perempuan itu juga mengingatkan Mutia untuk tidak menunjukkan barang-barang berharga di luar rumah.
Perempuan penolong itu kini menjadi teman Mutia. Mereka masih berkomunikasi sampai hari ini.
Mutia juga mengatakan ia sudah terbiasa melihat orang-orang ditembak ketika di Kolombia.
"Di apartemen aku tuh sudah dar der dor dar der dor setiap jam subuh, jam 4, jam 3," kata Mutia.
"Sedekat itu lho ajal gue, kalau bukan karena Tuhan, wah enggak bisa kali pulang ke Indonesia," tuturnya.
(*)
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar