Bahkan ada juga kain kiswah yang biasanya terpasang sebagai penutup Ka'bah di Makkah.
Kain kiswah itu terpasang di depan mihrab imam dan beberapa potongan lainnya dipigura rapi.
Bangunan Masjid Namira itu awalnya hanya bisa menampung sekitar 500 jamaah.
Namun kemudian, masjid ikonik warga Lamongan itu diperluas hingga total luasnya mencapai 2,7 hektare.
Sehingga, daya tampung Masjid Namira bisa menjadi 3 kali lipat dari sebelumnya.
Lantas, bagaimana sejarah berdirinya masjid yang mirip dengan masjid-masjid di Arab ini?.
Sejarah Masdjid Namira
Pembangunannya dipelopori oleh seorang pengusaha kaya yang memiliki banyak bisnis mulai dari toko emas, tambak hingga sejumlah SPBU.
Pendirian masjid dengan bangunan khas Timur Tengah ini bertujuan agar masyarakat muslim yang belum berkesempatan ke tanah suci atau rindu suasana masjid di Makkah dan Madinah, bisa merasakan nuansa tersebut di Masjid Namira.
Semua yang ada di dalam Masjid Namira diciptakan khusus sama seperti masjid di Makkah dan Madinah.
Tak hanya arsitektur bangunannya saja, bahkan rekaman bacaan Al-quran yang dikumandangkan setiap maghrib juga diimpor langsung dari Arab Saudi.
Source | : | Kompas.com,Surya.co.id |
Penulis | : | Egista Hidayah |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar