GridHot.ID -Bulan Ramadhan memang menjadi waktu yang tepat untuk umat muslim berwisata religi ke beberapa masjid bersejarah yang ada di Indonesia.
Pasalnya, beberapa masjid bersejarah tersebut menyimpan cerita dan keunikan tersendiri mengenai perkembangan agama Islam, tentu hal ini sangat cocok untuk dijadikan destinasi wisata religi saat bulan Ramadhan tiba.
Salah satu masjid bersejarah yang cocok untuk dijadikan wdestinasi wisata religi saat bulan Ramadhan tiba adalah Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah yang terletak di Batam.
Masjid Sultan Mahmud Riayah Syah ini menjadi bukti perkembangan sejarah agama Islam di era modern seperti saat ini.
Lantas, bagaimana sejarah berdirinya masjid ikonik warga Batam ini?.
Asal-usul Nama Masjid Sultan Mahmud Riayah Syah
Sebelum membahas soal sejarah berdirinya Masjid Sultan Mahmud Riayah Syah, ada baiknya kita bahas dulu mengenai asal-usul nama masjid yang berdiri di kota Batam ini.
Dikutip GridHot.ID dari TribunBatam.id, nama Masjid sultan Mahmud Riayah Syah ini diambil dari nama seorang pahlawan nasional asal Provinsi Kepulauan Riau.
Sosok pahlawan tersebut menjadi fenomenal karena dilantik menjadi sultan di usia yang sangat belia.
Ia terpilih menjadi sultan menggantikan ayahnya, Sultan Alauddin Riayat Syah I.
Sultan Mahmud Riayat Syah merupakan salah satu dari empat tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Tahun 2017 yang berasal dari Kepulauan Riau.
Sultan Mahmud Riayat Syah adalah pemimpin Kesultanan Riau-Lingga-Johor-Pahang.
Kisah kepahlawanannya yang begitu tersohor adalah perlawanannya terhadap pasukan Belanda di Tanjung Pinang.
Terutama keterlibatannya dalam mengalahkan VOC.
Makamnya ada di belakang Masjid Sultan di Daik Lingga, Kabupaten Lingga.
Sejarah Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah
Dikutip GridHot.ID dari Tribunnews.com,masjid yang memiliki kapasitas sebanyak 25.000 jemaah ini diinisiai oleh Wali KotaBatam, Muhammad Rudi.
Pembangunan Masjid Agung II dikerjakan oleh PT Adhi Karya dengan konsultan pengawas PT Yodya Karya.
Proses pembangunan masjid ini dimulai pada bulan April 2017.
Lalu, kemudian diresmikan pada bulan September 2019.
Peletakan batu pertama Masjid Sultan Mahmud Riayah Syah ini sendiri dihadiri oleh almarhum ustaz Arifin Ilham dari Majelis Zikir Az-Zikra dan ribuan wargaBatam.
Pendirian masjid ini ditujukan untuk menjaditempat ibadah bagi para pekerja pabrik dan galangan kapal.
Tak hanya itu, seiring perkembangan zaman, Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah inijuga menjadi ikon kebanggaan warga Batam.
Selain itu, masjid terbesar diKepulauan Riau inimenjadi salah satu destinasi wisata religi di KotaBatam.
Total anggaran untuk pembangunan masjid ini sendiri mencapai Rp 260 milyar.
Lalu, bagaimana bentuk arsitektur dari Masjid Sultan Riayah Syah?.
Arsitektur Masjid Sultan Riayat Syah
Masjid Sultan Mahmud Riayah Syah ini terdiri atas dua lantai, dimana lantaidasar sebagai lahan parkir dan lantai satu sebagai ruang salat utama.
Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah merupakan satu-satunya masjid di Kepulauan Riau yang memiliki menara pandang setinggi 99 meter.
Menara ini terbuka untuk publik yang ingin melihatBatamdari ketinggian, bahkan bisa melihat negeri tetangga seperti Singapura.
Untuk naik ke puncak menara, pengunjung cukup menggunakan lift sehingga tak perlu kelelahan menaiki tangga.
Masjid ini juga memiliki bentang kubah terbesar di Indonesia yakni selebar 63 meter yang menutup ruang utama salat.
Menariknya lagi, terdapat 8 payung membran mirip dengan Masjid Nabawi yang dipasanguntuk membuat jamaah tidak kepanasan saat beribadah di luar.
Payung-payung tersebut bisa membentang hingga 25 meter, ukuran ini lebih besar dari Masjid Nabawi.
Luas pelataran dengan payung membran tersebut adalah5.832 meter persegi.
Adapun untuk ruang salat utama berukuran 63x63 meter dengan kubah utama berdiameter 46 meter dan ketinggian 41 meter. (*)