Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Muak Dipaksa Ranking Atas Terus-terusan, Gadis Berprestasi Ini Pilih Habisi Nyawa Orangtuanya Sendiri Secara Brutal, Begini Kisah Mengerikannya

Angriawan Cahyo Pawenang - Selasa, 29 Maret 2022 | 05:13
Ilustrasi pembunuhan
Pixabay/SeaReeds

Ilustrasi pembunuhan

Gridhot.ID - Depresi bukanlah hal sepele.

Siapa saja termasuk anak muda yang masih belia bisa mengalami depresi hingga melakukan hal-hal yang membahayakan.

Dikutip Gridhot dari laman Kemenkes, pada anak-anak gejala lain depresi adalah menyendiri, menjauhi teman-temannya, rewel atau mudah marah, sering menangis, sulit berkonsentrasi di sekolah, perubahan dalam nafsu makan atau tidur (bisa menjadi berlebihan atau berkurang).

Tak hanya itu, depresi bisa berakhir ke hal-hal mengancam nyawa tak hanya untuk penderita namun juga ke orang-orang sekitar.

Seperti kasus tragis yang dialami gadis belia yang dikenal sangan cerdas yang mengalami depresi sehingga nekat membunuh orangtua sendiri.

Dikutip Gridhot dari Intisari dan Elitereaders, sebuah kasus tragis merenggut nyawa orangtua seorang gadis bernama Jennifer Pan.

Sang ibu tewas, dan ayahnya nyaris tewas oleh percobaan pembunuhan.

Yang membuat miris, dalang perencanaan pembunuhan ini tak lain adalah Jennifer sendiri.

Gadis yang terkenal jenius ini nekat menghabisi nyawa orangtuanya karena depresi dituntut terus menjadi anak berprestasi di sekolah.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Pelawak Bintang Sinetron Jinny Oh Jinny Ini Meninggal Dunia Usai Berjuang Lawan Penyakitnya, Sahabat Sebut Salah Satu Organnya Sudah Rusak Parah

Jennifer Pan dikenal sebagai 'anak emas' di mata orangtuanya.

Ia siswa berprestasi selama menempuh studi di SMA Katolik, dan dengan mudah lulus sebagai sarjana Farmasi dari Universitas Toronto Kanada yang dikenal sebagai kampus favorit.

Orangtua Jennifer adalah pengungsi asal Vietnam, dan di perantauan mereka di Kanada mereka harus bekerja keras sebagai buruh untuk menghidupi dua buah hati mereka.

Inilah alasan kedua orangtua Jennifer memiliki harapan yang sangat tinggi agar putrinya tersebut bisa belajar dengan giat, bahkan harus berprestasi dalam bidang pendidikan yang ditempuhnya.

Gadis yang terkenal jenius ini nekat menghabisi nyawa orangtuanya karena depresi.
Crime Watch Daily via Nakita.ID

Gadis yang terkenal jenius ini nekat menghabisi nyawa orangtuanya karena depresi.

Kedua orangtuanya sangat menghargai pendidikan.

Mereka juga orangtua yang disiplin, cenderung keras, bagi Jennifer dan adiknya, Felix, Jennifer adalah anak istimewa dan menjadi kebanggaan orang tua.

Jennifer disiplin mengikuti les piano dan skating, dan menguasai keduanya dengan sangat baik.

Jennifer juga berlatih bela diri dan perenang yang baik.

Dan di luar kegiatan ekstrakulikuler, ia adalah pelajar teladan yang tekun belajar hingga larut malam.

Baca Juga: Punya Usaha Berlian dan Lahir di Keluarga Pengusaha Terkaya Kalimantan, Ini Deretan Ladang Uang Olla Ramlan, Pantas Tak Tuntut Harta Gono-gini dari Aufar Hutapea

Pesta dan pacaran menjadi hal terlarang di rumahnya. Pendidikan adalah segalanya.

Miris, di balik semua hal mengesankan itu, tersembunyi kebohongan, kebencian, dan dendam yang kemudian menjurus pada tindakan mengerikan yang menghancurkan keluarga dan diri Jennifer: pembunuhan sadis.

Segala harapan orangtuanya ternyata membuat Jennifer merasa tertekan.

Saat di kelas 8, prestasi belajar Jennifer mulai drop.

Ia tak lagi antusias belajar, dan nilai mulai anjlok, perlahan kepercayaan dirinya menurun.

Untuk menutupinya, Jennifer mulai berbohong hingga kebohongan menjadi kebiasaannya.

Dan gadis itu pun menjalani kehidupan ganda yang penuh kepalsuan dan penipuan.

Orangtua Jennifer mengira, putrinya adalah murid teladan, pelajar kelas "A".

Namun, nyatanya ia hanyalah kelas "B".

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Penyanyi Muda Jebolan AFI Ini Hembuskan Napas Terakhirnya 10 Hari Usai Lahirkan Anak Pertamanya, Tak Ada Angin Tak Ada Hujan Tiba-tiba Alami Sakit Hingga Kejang-kejang

Mendapatkan nilai B masih lumayan bagi siswa lain, namun, di keluarga Jennifer merupakan itu aib.

Untuk menutupinya, Jennifer memalsukan raportnya, menutupi ketidakmampuannya.

Meski demikian, nilainya masih lumayan, ia pun diterima di Ryerson University di Toronto.

Namun, tak jadi mendapatkannya, gara-gara gagal dalam mata pelajaran kalkulus di akhir masa studinya.

Tak ingin mengecewakan orangtuanya, perempuan berkacamata itu berpura-pura kuliah.

Ia mengaku akan belajar sains selama 2 tahun di Ryerson University, sebelum melanjutkan kuliah di jurusan farmasi di University of Toronto yang terkemuka.

Jennifer mengumpulkan buku-buku bekas, berbohong bahwa ia mendapatkan beasiswa sehingga orangtuanya tak curiga mengapa mereka tak pernah dimintai uang untuk membayar kuliah.

Tiap pagi Jennifer pamit kuliah pada orangtuanya. Namun, bukannya menuju kampus, ia pergi ke sebuah perpustakaan.

Tiba saat wisuda, gadis berambut hitam itu kembali berbohong dengan mengatakan, undangan yang dibagikan pada pihak orangtua terbatas.

Baca Juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Ustaz Ini Meninggal Dunia Saat Membaca Al-Quran di Rumah Menteri, Haul Keluarga Khofifah Berubah Duka, Istri Ungkap Firasat

Gara-gara ketahuan berbohong, orang tua Jennifer semakin bersikap keras.

Kebohongan itu berjalan lancar, hingga suatu ketika Bich dan Hann curiga dengan perilaku putri mereka.

Keduanya pun menguntit Jennifer yang mengaku bekerja di sebuah rumah sakit.

Saat dusta itu terungkap, tak hanya hati orangtuanya yang hancur.

Jennifer pun makin tertekan, Bich dan Hann makin keras pada putrinya yang kala itu berusia dewasa.

Telepon genggam dilarang, komputer menjadi barang haram, Jennifer pun tak boleh berkencan dengan kekasihnya Daniel Wong.

Bahkan, odometer atau penunjuk jarak pada mobil selalu dipantau.

Jennifer diperintahkan melanjutkan pendidikannya.

Pengawasan ketat pun diberlakukan pada perempuan dewasa itu.

Baca Juga: 'Saya Haram Makan Duit Kamu', Elma Theana Nangis Sesenggukan Ferry Irawan Ogah Bayar Biaya Operasional, Kecewa Tak Mau Lagi Berurusan dengan Suami Venna Melinda

Daniel kemudian memutuskan hubungan. Itu menjadi titik krisis baginya.

Setelah putus, Jennifer dekat dengan pria bernama Andrew Montemayor, teman sekolahnya saat SD.

Ia pun mulai berpikir bagaimana untuk lepas dari segala tekanan.

Bersama Montemayor dan teman sekamar kekasih barunya itu, Ricardo Duncan, mereka merancang sebuah plot.

Namun, apa yang mereka rancang hanya sekadar rencana hingga hubungan mereka bubar.

Jennifer pun dekat lagi dengan Daniel. Mereka berencana untuk menyewa tukang pukul.

Untuk memberi pelajaran pada "orangtua yang dianggap terlalu mengekang".

Jennifer mendapatkan ponsel baru dari Daniel, juga kontak ke seorang pria bernama Lenford "Homeboy" Crawford yang meminta duit 10 ribu dolar Kanada untuk mengerjai orangtua perempuan itu.

Entah bagaimana awalnya, rencana itu menjadi plot pembunuhan.

Baca Juga: 'Saya Haram Makan Duit Kamu', Elma Theana Nangis Sesenggukan Ferry Irawan Ogah Bayar Biaya Operasional, Kecewa Tak Mau Lagi Berurusan dengan Suami Venna Melinda

Merasa itu kelewatan, Daniel mundur.

Suatu malam pada tahun 2010, Jennifer memutuskan untuk mengeksekusi rencananya.

Kala itu, jarum jam menunjuk ke pukul 22.00. Crawford, Mylvaganam, dan pria ketiga bernama Eric Carty memasuki pintu depan rumah target. Mereka semua membawa senjata.

Bich dan Hann dipaksa turun ke lantai bawah. Kepala mereka ditutupi selimut.

Sang ayah, Hann ditembak 2 kali, salah satunya di bagian muka.

Sementara ibunya, Bich ditembak 3 kali di kepala dan tewas seketika.

Ajaibnya, Hann selamat dan mengingat semua yang terjadi pada momentum mengerikan itu.

Pada 2014, pengadilan atas kasus tersebut digelar.
youtube.com via Nakita

Pada 2014, pengadilan atas kasus tersebut digelar.

Pada 2014, pengadilan atas kasus tersebut digelar.

Saat vonis bersalah dijatuhkan, Jennifer tak menunjukkan emosinya. Datar. Namun, saat awak media meninggalkan ruang sidang, ia menangis dan gemetar tak terkendali.

Baca Juga: Bakal Ajak Maria Ozawa Buka Puasa Bareng, Vicky Prasetyo Ungkap Awal Kedekatannya dengan Miyabi: Dia Tuh ISeng Ketik di Google...

Dengan dakwaan tingkat pertama, Jennifer divonis seumur hidup, tanpa kesempatan mengajukan pembebasan bersyarat selama 25 tahun.

Ia berusia 28 tahun saat duduk sebagai pesakitan.

"Dan untuk dakwaan percobaan pembunuhan terhadap ayahnya, ia juga divonis menerima hukuman seumur hidup, yang akan dijalani secara bersamaan." Carty, Mylvaganam, dan Crawford masing-masing menerima hukuman serupa.

(*)

Source : elitereaders intisari

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x