"Berapa total orang menyumbang, berapa total untuk dikembalikan utang. Tapi harus diingat yang berhak melakukan pembayaran pelunasan utang itu bukan mereka," ucapnya.
"Mereka itu siapa sih? Mereka ngaku anak angkat, saya pertanyakan lagi, anak angkat yang kayak gimana. Ada keberadaan data mereka? Cuma nggak saya singgung," tambahnya.
Alasan pihaknya meminta audit dikarenakan menurut Husni, agar orang-orang yang memberikan donasi mengetahui dikemanakan uang tersebut setelah Dorce tiada.
"Keluarga Dorce wanti-wanti sama saya apabila ada temuan kejanggalan laporkan. Supaya orang menyumbang merasa lega, bahwasanya mereka tepat menyumbang itu," jelasnya.
Husni mengatakan pihaknya sempat melacak ada pengiriman uang sebesar Rp 25 juta.
Serta ada lagi mengenai pembahasan emas diduga dari anak angkat.
"Artinya apa, dia susah tapi menebus emas kok bisa. Tiba-tiba yang ngaku anak angkat minta emas nih, ada apa nih. Kan gitu. Jadi indikasi di situ kami tengok," ungkapnya.
Lantas, berapa total donasi yang diterima Dorce dari banyak orang untuk proses penyembuhannya?
"Sekitar Rp 500 juta sekitar. Tapi ini masih kasar ya, tapi kita yakin lebih. Marena kita tengok dari wacana itu ada sekian ratus sekian ratus," ujar Husni.
Berebut harta warisan
Di sisi lain, polemik perebutan harta warisan mendiang Dorce belum berakhir.
Source | : | Tribunnews.com,Wartakotalive.com |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar