Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tanpa Bedug dan Kubah, Ini Sejarah Masjid Agung Sunda Kelapa yang Memiliki Atap Perahu Terbalik Bagaikan Orang Duduk Bersila Dengan Tangan Menengadah

Dewi Lusmawati - Kamis, 21 April 2022 | 19:42
Masjid Agung Sunda Kelapa
Kompas.com/Ihsanuddin

Masjid Agung Sunda Kelapa

Bentuk perahu itu adalah sebagai simbol Pelabuhan Sunda Kelapa, tempat saudagar muslim berdagang dan menyebarkan syariat Islam di masa lalu.

Selain itu, bentuk perahu adalah makna simbolik kepasrahan seorang muslim.

Bagaikan orang duduk bersila dengan tangan menengadah, berdoa mengharap rahmat dan kasih sayang-Nya.

Masjid Agung Sunda Kelapa juga tak memiliki beduk, simbol bintang-bulan, dan sederet simbol yang umumnya ada dalam sebuah masjid.

Dalam merancang dan membangun masjid ini, Abbas tak sendirian.

Ia didukung para jenderal di Menteng yang menyumbangkan dana awal untuk pembangunan masjid tersebut.

Para jenderal merasa harus meluruskan kekeliruan sejarah atas G30S/PKI dengan membangun sebuah masjid yang nyaman untuk pelaksanaan ibadah.

Karena pembangunan tak kunjung selesai, Pemda DKI Jakarta semasa Ali Sadikin merasa harus turun tangan untuk merampungkan pembangunannya.

Baca Juga: Niat Bangun Masjid di Afrika, Ini Alasan Ivan Gunawan Gagal Dirikan Masjid Mega Bintang yang Sudah Dia Rencanakan Sejak Lama

Akhirnya, pada tahun 1970, masjid itu selesai dibangun.

Kehadiran Masjid Sunda Kelapa ini menjadi angin segar bagi masyarakat muslim yang tinggal di wilayah Menteng dan sekitarnya.

Sebab, saat itu rumah ibadah di sekitar Menteng didominasi oleh gereja bekas peninggalan Belanda.

Source : Tribun Travel kompas

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x