Martha melanjutkan, guling dianggap lebih tidak berguna jika yang menginap adalah pasangan ataupun rombongan keluarga besar yang tidak membutuhkan benda seperti guling saat tidur.
"Jika disediakan bisa jadi hanya membuat tempat tidur terasa sempit karena dipenuhi guling," ungkap Martha.
Perlu diketahui juga bahwa pembangunan hotel di Indonesia mengikuti gaya negara barat yang tidak mengenal guling.
Tamu pun tidur hanya dengan bantal saja, seperti diberitakan Kompas.com dari buku Housekeeping Hotel, (8/2/2020).
Lantaran mengacu pada gaya barat, kebanyakan hotel tak menyediakan yang namanya guling di kamar.
Sama seperti penjelasan Martha, guling juga dianggap mudah kotor karena cara memakainya dipeluk.
Siapa pun tamu yang memakainya bisa saja mengeluarkan air liur, sehingga untuk menjaga kebersihannya harus dibersihkan hingga bagian dalamnya.
Tentunya membersihkan guling hingga bagian dalam tak hanya mencuci sarungnya, membutuhkan biaya dan waktu ekstra.
Oleh karena itu, untuk menghindarinya, hotel lebih memilih menyediakan bantal saja yang mudah dibersihkan.
Di Indonesia sendiri sebenarnya ada juga hotel yang menyediakan guling, namun biasanya menunggu request dari tamu hotel.