"Apakah saya memahami dengan benar bahwa Vladimir Putin tidak menderita kanker?," tanya Venediktov menindaklanjuti.
"Benar," tegas Peskov.
Dua Penyakit Putin
Sebelumnya, Putin dikabarkan menderita penyakit mematikan yang mempengaruhi keputusannya untuk menginvasi Ukraina.
Sejumlah ahli melihat kondisi tersebut dari kejanggalan sikap dan penampilan di depan publik baru-baru ini.
Pria 69 tahun itu dikabarkan tampak lebih lesu dengan tubuh yang terlihat menggembung.
Dilansir TribunWow.com dari The Sun, Jumat (1/4/2022), Putin yang selama ini menunjukkan citra sebagai pria kuat, telah berubah secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir.
Penyelidikan terbaru telah mengungkapkan bahwa sang presiden terus-menerus ditemani oleh seorang dokter yang berspesialisasi dalam kanker tiroid.
Laporan oleh media investigasi Proekt, menyatakan bahwa ahli bedah Yevgeny Selivanov, dari Rumah Sakit Klinik Pusat Moskow, telah terbang menemui Putin tidak kurang dari 35 kali di resor Laut Hitam Sochi.
Yevgeny Selivanov diketahui merupakan dokter yang memiliki keahlian di bidang kanker tiroid.
Penemuan ini mendukung teori baru-baru ini bahwa Putin menyatakan perang ketika dia menderita masalah medis yang disembunyikan dari orang-orang Rusia.
Sementara pada November 2020, analis politik Valery Solovei mengungkapkan teori penyakit kanker dan Parkinson yang diderita Putin hingga perlu menjalani operasi darurat.
"Yang satu bersifat psiko-neurologis, yang lain adalah masalah kanker," ujar Solovei.
"Jika ada yang tertarik dengan diagnosis pasti, saya bukan dokter, dan saya tidak punya hak etis untuk mengungkapkan masalah ini."
"Diagnosis kedua jauh, jauh lebih berbahaya daripada diagnosis yang disebutkan pertama karena Parkinson tidak mengancam keadaan fisik, tetapi hanya membatasi penampilan publik."
Dia menambahkan bahwa Putin telah menjalani operasi, sedangkan sumber lain membenarkan dan mengklaim operasi itu untuk mengangkat kanker perut.
Sebuah rekaman video menunjukkan kaki dan jari-jari Putin bergerak terus-menerus, yang mendukung teori Parkinson.
Putin juga menderita batuk-batuk selama pertemuan yang disiarkan televisi.
Selain dokter Selivanov, pemimpin Rusia itu juga diikuti oleh seorang ahli bedah saraf.
Ahli bedah tersebut adalah Alexey Shcheglov yang terus mengikuti Putin dalam setiap acara publik dan sempat ikut terfoto.
Ia dipandang sebagai dokter yang antara lain dapat mendeteksi penyakit pada kelenjar tiroid, termasuk masalah onkologis.
Ada spekulasi luas di Barat bahwa Putin memiliki masalah medis yang serius ketika ia melancarkan perang di Ukraina yang diperkirakan menewaskan 17.000 tentara Rusia.
Diduga, sikap Putin yang dinilai tergesa-gesa merupakan dampak dari penyakit fatal yang dideritanya. (*)
Source | : | Tribunwow.com,TRIBUN-MEDAN.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar