Gridhot.ID - Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, kabar duka datang dari keluarga aktor Dimas Seto.
Ayahanda Dimas Seto sekaligus mertua Dhini Aminarti, Syafrudin Rahman Latif meninggal dunia.
Kabar duka itu disampaikan oleh sahabat Dimas, Arie Untung melalui Instagram, Minggu (22/5/2022).
"Innaalillaahi wa innaa ilayhi rooji'uun. Telah berpulang ke rahmatullah Bapak Syafrudin bin Rahman Latif, ayahanda dari sahabat kita, @dimasseto_1 @sahrulrama mertua @dhiniaminarti," tulis Arie Untung.
Arie juga memanjatkan doa untuk mendiang ayah Dimas dan meminta masyarakat turut mendoakan.
"Semoga almarhum diterima semua amal ibadahnya, diampuni segala dosanya dan ditempatkan di surga Firdaus. Aamiin yaa Robbal'alamiin," lanjut Arie.
Pada 3 hari yang lalu, Dimas membagikan foto sedang menggenggam tangan ayahnya yang diinfus.
Ayah Dimas nampaknya sedang dirawat di rumah sakit.
Terlihat kerabat dan sahabatnya seperti Teuku Wisnu hadir untuk memberikan semangat.
"Semoga Allah selalu memberikan kesehatan untuk kita semua," kata Dimas.
Jenazah ayah Dimas telah dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan pada Minggu (22/5/2022) siang.
Dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Dimas mengatakan bahwa kondisi sang ayah menurun sebelum dinyatakan meninggal.
Ayah Dimas diketahui terkena DBD beberapa bulan lalu.
"Memang sebenernya sudah lama beliau sakit, delapan bulan yang lalu kena DBD."
"Penurunannya drastis sekali," terang Dimas.
Sebagai anak, Dimas mengaku memiliki firasat bahwa sang ayah akan menghembuskan napas terakhir.
Keluarga pun memanjatkan doa-doa bagi sang ayah.
"Karena ayah sudah lumayan sepuh, pasti sebagai anak ada firasat yang kuat."
"Berusaha untuk menjaga lebih ekstra. Firasat itu pada akhirnya kami balikkan lagi lebih ke minta doa, minta keselamatan, minta kesehatan," tuturnya.
Lebih lanjut, Dimas mengungkapkan bahwa sang ayah pernah menderita penyakit syaraf pada 2008.
Penyakit tersebut membuat sang ayah koma hingga dirawat selama 14 hari di rumah sakit.
"Ayah itu cuma ada gangguan motoriknya bicaranya ya. Jadi menyerang syaraf yang mengakibatkan dia koma tahun 2008."
"14 hari di rumah sakit, semua hidupnya udah pakai ventilator," ungkap Dimas.
Saat itu, kondisi sang ayah memburuk hingga hampir tak tertolong.
Keluarga pun sepakat untuk mencabut alat ventilator pada tubuh sang ayah.
"Pada saat itu hari Jumat, dalam posisi medis tidak terbantu lah bisa dibilang gitu. Akhirnya keluarga ngambil keputusan untuk mencabut alat ventilator karena sudah tidak berfungsi," ucap Dimas.
Namun, saat itu ada kerabat yang menyarankan untuk menunggu waktu hingga hari Senin.
Ternyata, sang ayah minta perawat untuk melepas ventilator, menandakan kondisinya membaik.
"Ada kerabat yang bilang, 'Tahan dulu sampai Senin'. Sampai Senin, tiba-tiba subuh kami telepon sama susternya, ayah tiba-tiba nunduk untuk minta lepas alatnya," tambahnya.
Kejadian tersebut membuat Dimas lebih terpacu.
Kini, ia berusaha untuk meneruskan kebaikan yang dimiliki oleh sang ayah semasa hidupnya.
"Kejadian ayah pada saat itu menjadi pembelajaran bagi saya. Alhamdulillah membuat satu trigger."
"Tinggal anak-anaknya nih kami meneruskan apa kebaikan-kebaikan yang ayah lakukan itu bisa diteruskan sama anak-anaknya," tutup Dimas.
(*)
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar